Mahathir Ajak Jokowi Kembangkan Mobil Nasional Indonesia-Malaysia

www.setkab.go.id
PM Malaysia Mahathir Mohammad dan Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama di Istana Kepresidenan Bogor, Jabar, Jumat (29/6)
29/6/2018, 20.51 WIB

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengungkapkan dirinya dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah bersepakat untuk meneruskan proyek pengembangan mobil nasional Indonesia - Malaysia. Rencananya mobil ini akan dijual di pasar ASEAN.

Dia menjelaskan sebenarnya ide ini pernah dilontarkannya tiga tahun lalu, saat Jokowi berkunjung ke Kuala Lumpur, Malaysia. Namun,  karena berbagai alasan tertentu, saat itu rencana proyek dua negara tetangga ini tidak jadi dilanjutkan pengembangannya.

"Kami sekarang bermaksud menghidupkan lagi proyek ini," kata Mahathir saat konferensi pers bersama Jokowi di Istana Bogor, Jumat (29/6).

(Baca: Mahathir Mohamad Ajak Jokowi Lawan Kampanye Hitam Sawit Uni Eropa)

Belum ada respons dari Jokowi terkait hal ini. Dalam konferensi pers bersama ini, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sempat menceritakan kenangannya bersama Mahathir di Malaysia, pada 2015 lalu. Jokowi mengatakan Perdana Menteri berumur 92 tahun ini pernah mengajaknya untuk test drive mobil Proton produksi Malaysia.

Saat itu Mahathir menyupiri Jokowi dan membawa mobil tersebut berlari dengan kecepatan 180 kilometer per jam. "Saya tidak takut karena supirnya Tun Dr Mahathir. Kalau bukan beliau, saya takut," kata Jokowi sembari bercanda.

Mahathir juga merespons dengan candaan ini dengan mengatakan dirinya sebenarnya takut menyupiri Jokowi, lantaran saat itu bukanlah Perdana Menteri Malaysia. Apalagi, jalur test drive yang dilalui bukan hanya di lintasan lurus dan datar, ada pula medan yang miring cukup terjal.

"Tetapi bapak Presiden tidak mengeluhkan apa-apa," kata Mahathir yang mengaku bahwa ayah mertuanya adalah orang Indonesia.

Selain mengembangkan mobil nasional, Mahathir juga menyatakan kedua negara sedang menjajaki kemungkinan untuk membangunkan kereta Malaysia-Indonesia. Kereta ini juga bisa digunakan untuk seluruh ASEAN yang melintasi kawasan Asia Tenggara.