Bulog Targetkan Pengadaan Beras Kuartal III Sebanyak 1 Juta Ton

ANTARA FOTO/Rahmad
Tumpukan beras di Gudang Bulog di Lhokseumawe, Aceh, 31 Januari 2018.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
28/6/2018, 07.19 WIB

Perum Bulog menargetkan pengadaan beras petani pada kuartal ketiga 2018 (Juli - September) sebanyak 1 juta ton. Stok beras di gudang Bulog per 26 Juni 2018 mencapai 1,6 juta ton dengan pengadaan dalam negeri baru mencapai 1 juta ton.

Direktur Utama Bulog Budi Waseso optimistis jumlah pengadaan kuartal tiga sama dengan penyerapan petani pada panen raya. “Kita akan menyerap 1 juta ton sampai September berarti stok kami akan ada 2,6 juta ton,” katanya di Jakarta, Selasa (26/6).

Namun dia tidak menjelaskan secara detail mengenai sumber pengadaan berasal baik dari petani maupun dari kontribusi impor. Kementerian Perdagangan sebelumnya  telah memberikan izin impor sebanyak 1 juta ton untuk pengadaan stok beras Bulog pada 2018.

Budi menyebut saat ini ada sekitar 600 ribu ton beras impor dari Vietnam, Thailand, India, dan Pakistan. Namun menurutnya, tambahan impor itu  berasal dari perjanjian tahun 2016.

(Baca : Di Bawah Buwas, Bulog Masih Enggan Eksekusi Impor Beras)

Sementara untuk penugasan impor beras baru yang terealisasi  sejumlah 500 ribu ton. “Itu impor lama, kami akan melihat situasi secara bertahap tergantung stok Bulog,” ujar Buwas.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pernah meminta penyerapan beras petani Indonesia oleh Bulog pada 2018 sejumlah 2,7 juta ton. Namun, sejauh ini hasilnya baru mencapai 1 juta ton.

Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa menilai opsi impor masih harus dilakukan sesuai izin yang diberikan Kementerian Perdagangan sebesar 1 juta ton. Sebab, dia memperkirakan produksi beras selama masa panen gadu tahun ini  bakal terkendala.

Mengutip laporan Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AP2TI) telah terjadi kekeringan di Wonogiri, Madura, dan Ngawi. Dwi mengungkapkan cuaca selama panen gadu 2018 akan lebih terik dibandingkan sebelumnya. “Ini akan memicu kelembaban tanah yang lebih rendah,” katanya.

(Baca juga: Kementan Sesalkan Keputusan Impor Beras Tambahan)

Reporter: Michael Reily