Teknologi kode respon cepat atau Quick Response Code (QR Code) kini sedang naik daun. Bukan hanya layanan keuangan, kemasan produk konsumsi seperti makanan dan minuman bakal mengadopsinya.
Adalah produsen kemasan makanan dan minuman Tetra Pak yang bakal meluncurkan kemasan dengan QR Code di Indonesia, tahun depan. "2018 ini sudah di Spanyol, Tiongkok, dan India," ujar Marketing Director Tetra Pak Indonesia Wibisono di sela-sela seminar bertema 'Decoding Digital World' di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (19/4).
Saat ini, kemasan produk konsumsi yang beredar di Indonesia umumnya masih menggunakan kode batang vertikal atau barcode. Nantinya, dengan QR Code yang memadukan kode grafik vertikal dan horizontal, maka data yang tersimpan dapat lebih banyak.
Wibisono menjelaskan, barcode umumnya hanya digunakan untuk mengetahui harga barang. Sementara melalui QR Code, konsumen bisa mengakses informasi seputar promosi, harga, alur distribusi, hingga kandungan produk.
Meski baru diluncurkan tahun depan, Wibisono mengaku sudah ada beberapa perusahaan yang berminat membeli mesin pengemasan dengan QR Code. Hanya, ia enggan menyebutkan perusahaan mana saja. "Teknologi ini bisa mengurangi biaya promosi," kata dia.
(Baca juga: Begini Proses Revolusi Industri 4.0 Diterapkan Perusahaan Skala Besar)
Selain itu, Tetra Pak lebih dulu memperkenalkan Plantmaster Automation. Operasional mesin dengan teknologi ini memungkinkan pemantauan secara terintegrasi. Maka, setiap ada kendala di salah satu mesin, teknisi bisa langsung mengetahui titik masalahnya. "Banyak yang minta dipasang (teknologi) ini," ujar dia.
Di era digital ini, Wibisiono yakin akan semakin banyak perusahaan yang mengadopsi teknologi untuk efisiensi. Pada produk makanan dan minuman misalnya, penggunaan teknologi pengemasan yang baik bisa meminimalkan kebutuhan bahan pengawet.
Adapun saat ini Tetra Pak bermitra dengan lebih dari 25 perusahaan Fast Moving Consumer Good (FMCG). "Kami terbuka juga untuk Usaha, Kecil, dan Menengah (UKM)," ujar Wibisono.
Sepanjang 2016, Tetra Pak telah mengoperasikan 8.860 mesin pengemasan di Indonesia, dan 338 lainnya dikirim ke 175 negara. Tahun lalu, sebanyak 76 ribu unit pemrosesan dioperasikan dan 2.230 sudah dikirim.