Bertemu Dubes AS, Mendag Bahas Penguatan Perdagangan Kedua Negara

Arief Kamaludin|KATADATA
Petani memanen buah kelapa sawit di salah satu perkebunan kelapa sawit di Desa Delima Jaya di Kecamatan Kerinci, Kabupaten Siak, Riau.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
18/4/2018, 19.40 WIB

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menggelar pertemuan dengan  Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Joseph Donovan Jr  dengan sejumlah agenda pembahasan mengenai peningkatan perdagangan dan investasi.   Dari pertemuan tersebut,  salah satu agenda yang ditekankan Mendag yakni mengenai dikeluarkannya Indonesia dari daftar  16 negara yang dievaluasi karena defisit perdagangan AS. 

Selain Indonesia, negara Asia yang masuk ke dalam daftar adalah Tiongkok, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan India. Sementara di  kawasan Uni Eropa, negara yang disorot AS adalah Jerman, Perancis, Italia, Irlandia, Swiss, Kanada, dan Meksiko.

"Kedua negara sepakat untuk melakukan perdagangan yang adil, bebas, terbuka, kompetitif, dan saling menguntungan,” kata Enggar di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (18/4).

Sepanjang 2017, neraca perdagangan  Indonesia terhadap  AS tercatat surplus. Ke depan,  perdagangan Indonesia-AS akan diarahkan untuk kerjasama saling menguntungkan.  Misalnya, kerjasama saling membutuhkan dalam hal perdagangan komoditas crude palm oil (CPO) dan kedelai.  Ekspor sawit Indonesia  ke AS  tercatat meningkat 54% pada 2017 dengan nilai lebih dari US$ 1 miliar.

(Baca : Pemerintah Antisipasi Lonjakan Impor Dampak Perang Dagang Tiongkok-AS)

Pendekatan liain yang juga ditekankan Enggar dalam pertemuan itu  adalah mengenai bea masuk anti-dumping untuk produk biodiesel.

Sedangkan  untuk mempertahankan kinerja ekspor baja dan aluminium,  Enggar  juga mengatakan  telah berkirim  surat kepada United States Trade Representative (USTR) guna meminta pengecualian atas kebijakan baru yang dikeluarkan Presiden Donald Trump terkait pengenaan bea masuk 10%-25%  untuk aluminium dan baja. Sebelumnya pengecualian tarif baru diberikan Amerika kepada Kanada dan Meksiko

Terkait peningkatan  investasi, Indonesia - AS rencananya  akan mulai melakukan penjajakan dan pembahasan  Trade and Investment Framework Agreement (TIFA). “Pembahasan akan dilakukan pada  Mei 2018,” ujar Enggar.

Di lain pihak, Donovan berharap  perang dagang AS dengan Tiongkok tidak mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. “Kami telah melakukan diskusi yang positif untuk hubungan dagang dan investasi,” kata Donovan.

(Baca Juga : Indonesia Inisiasi Perundingan Dagang dengan Tiga Negara Afrika)

Reporter: Michael Reily