Harga Beras Variatif, Pedagang Akui Sulit Terapkan HET di Pasar

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sejumlah calon pembeli memilih beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, Senin (7/8).
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
17/4/2018, 19.31 WIB

Belum lagi selisih  margin yang diterima pedagang cukup tipis  lantaran menghadapi persaingan dengan pedagang lain. “Kalau kami jual mahal, tidak akan laku,” kata Luki.

Data Informasi Pangan Jakarta menunjukan harga beras IR-III saat ini berada pada kisaran Rp 9.608 per kg atau masih sedikit di atas HET medium Rp 9.450 per kg. Sementara, harga beras premium Setra I sebesar Rp 12.495 per kg,  relatif stabil di bawah HET Rp 12.800 per kg.

Sedangkan Data Food Station Pasar Beras Induk Cipinang menunjukan beras IR-III berada pada posisi Rp 8.475 per kg. Namun, dua beras medium lainnya terpantau masi  berada di atas HET, yakni untuk beras  IR-II Rp 9.500 per kg dan beras IR-I Rp 10.425 per kg. Sedangkan, beras premium IR-42 harganya sekitar Rp 12.225 per kg.

Pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang per 16 April 2018 juga terpantau sekitar 43.284 ton.  Dari angka tersebut,  57,47% pendistribusiannya untuk DKI Jakarta dan antarpulau sebanyak 18,42%. Sisanya akan didistribusikan ke sekitar wilayah Jakarta, Cirebon, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Pemerintah berupaya menekan harga jual beras khususnya dalam mengantisipasi periode Lebaran melalui sejumlah cara. Salah satunya dengan menugaskan sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjual beras sesuai HET di pasar. 

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan penugasan penyaliuran beras kepada perusahaan BUMN telah diputuskan pada Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas). “Tanggal 16 April nanti semuanya mulai berjalan,” kata Enggar, Kamis (11/4).

(Baca juga : Klaim HET Sukses, Kemendag Kaji Patokan Harga Telur dan Daging Ayam)

Kebijakan ini bertujuan agar masyarakat bisa mendapatkan beras sesuai HET medium di semua wilayah. Enggar berharap, terjaminnya pasokan bakal menyebabkan harga berangsur-angsur turun.

Halaman:
Reporter: Michael Reily