Pemerintah masih terus mengkaji pihak yang akan diajak bekerja sama dalam produksi rangkaian gerbong kereta (rolling stock) untuk kereta listrik ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek). Pengkajian tersebut masih akan dilakukan dalam rentang tiga sampai enam bulan ke depan.
"Agak lama ya, beberapa bulan lagi," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Senin (2/4).
Menurut Budi, pengkajian masih membutuhkan waktu karena pemerintah berupaya mencari rekanan yang memiliki produk dengan kualitas paling baik. Selain itu, kerja sama rencananya dilakukan secara jangka panjang.
(Baca juga: Menhub Tunggu Anies Terbitkan Izin Penetapan Lokasi LRT Hingga April)
Hal ini dilakukan agar Indonesia ke depan tak hanya sebagai pengguna, melainkan juga produsen dalam pembangunan rolling stock LRT. "Carilah partner yang paling baik untuk kita semuanya," kata Budi.
Menurut Budi, nantinya pengkajian kerja sama dalam produksi rolling stock LRT Jabodebek akan dikawal oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). "Minta dikawal spesifikasi dan sebagainya," kata Budi.
Pemerintah sebelumnya menginginkan agar LRT Jabodebek menggunakan produksi dari industri lokal. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pun menginstruksikan agar PT Industri Kereta Api (Persero) (INKA) yang menyiapkan rolling stock LRT.
(Baca juga: LRT Jabodebek Terhambat Izin Penetapan Lokasi dari Anies Baswedan)
Luhut mengatakan jika INKA sudah siap memproduksi LRT. Kualitas produksi INKA sudah cukup baik meski perlu ada penguatan di beberapa hal. "Misalnya wagon itu wielding dan tekniknya, segala macam itu masih perlu bantuan," kata Luhut.
Hanya saja, INKA masih belum bisa menyediakan mesin untuk rolling stock LRT tersebut, sehingga Luhut masih membuka kemungkinan mengimpor mesin untuk LRT.
Menurut dia, ada dua pilihan impor mesin untuk LRT buatan INKA, yakni dari Hyundai Rotem ataupun industri kereta api asal Motreal, Kanada, Bombardier Transportation.
"Hyundai ini dekat dengan kita, teknologinya lumayan bagus, kami consider pakai itu," kata Luhut.
(Baca juga: LRT Gunakan Kereta Produksi INKA, Hyundai Akan Jadi Konsultan)