Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan mencopot empat direksi PT Waskita Karya Tbk. Mereka yang dicopot yakni Direktur Utama, Direktur Sumber Daya Manusia, dan Direktur Operasional.
Deputi Bidang Konstruksi, Prasarana, dan Perhubungan Kementerian BUMN Ahmad Bambang menjelaskan mengenai keputusan BUMN dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat RI dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan, beserta seluruh BUMN karya. Pergantian akan segera diumumkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Waskita tanggal 6 April mendatang.
Waskita memiliki tiga Direktur Operasional, namun Bambang tidak menyebut siapa saja yang akan dicopot. "Kami tidak bisa beri tahu karena ini perusahaan terbuka. Tapi paling tidak rencananya ada empat," kata Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/3).
(Baca juga: Waskita Karya Dibayangi Risiko Beban Utang yang Terus Membengkak)
Dia mengatakan calon direksi baru Waskita masih dalam proses uji kepatutan oleh Kementerian BUMN. Selain itu pihaknya juga akan menambah satu direksi yang akan mengurus Quality, Health, Safety, and Environment (QHSE).
"Karena di Waskita ini yang skala (kecelakaan konstruksi) paling besar," kata Bambang.
Selain itu surat rekomendasi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga telah ditindaklanjuti dengan memberikan sanksi kepada BUMN karya lain. Beberapa di antaranya dengan mencopot kepala proyek PT. Hutama Karya (Persero) dalam proyek rel dwi ganda (double-double track).
"Lalu ada penggantian Kepala Divisi di PT. Virama Karya lalu peringatan kepada PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk," kata Bambang.
Dari data Kementerian PUPR, total kecelakaan konstruksi yang terjadi dari Agustus 2017 hingga saat ini berjumlah 15 kecelakaan. Selain itu dua kecelakaan setelah pekerjaan konstruksi juga terjadi selama periode tersebut.
Basuki Hadimuljono mengatakan surat rekomendasi dari Komite Keselamatan Konstruksi telah diberikan kepada pihak lain seperti Kementerian BUMN. Dia mengatakan dari hasil evaluasi, salah satu penyebab kecelakaan lantaran kurangnya kedisiplinan Sumber Daya Manusia. Lalu ada lagi permasalahan peralatan di mana kesadaran akan faktor keselamatan masih rendah.
"Jadi sekarang proyek seperti Jembatan Holtekamp saat dinaikkan (strukturnya) ditunggui secara langsung," kata Basuki.
(Baca juga: Banyak Kecelakaan, BPK Siap Audit Investigasi Proyek Infrastruktur)