Pemerintah semakin serius mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam. Keseriusan itu ditandai dengan perjanjian kerja sama operasional barang milik negara berupa aktiva kilang liquified natural gas (LNG) Arun antara Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) dengan PT Patriot Nusantara Aceh (PT PATNA) sebagai Badan Usaha Pembangun dan Pengelola KEK Arun Lhokseumawe.
Aktiva kilang LNG Arun ditetapkan sebagai bagian dari KEK Arun Lhokseumawe berdasarkan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2017. Dengan demikian, secara keseluruhan, luas KEK Arun Lhokseumawe mencapai 2.622,48 hektare dengan Kawasan Kilang Arun seluas 1.840,8 hektare; Kawasan Dewantara, Aceh Utara seluas 582,08 hektare; dan Kawasan Jamuan, Aceh Utara seluas 199,6 hektare.
(Baca juga: LMAN Kelola Kilang LNG Arun Lewat Cucu Usaha Pertamina)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini KEK Arun Lhokseumawe bakal berkembang cepat sebab tidak ada masalah lahan. Namun, ia mencermati banyaknya kawasan ekonomi yang sudah dikembangkan negara tetangga di Selat Malaka di antaranya PSA Singapore, Iskandar (IRDA), Port Klang, Port Carey dan Port Pelepas.
“Kita harus lebih menarik dari mereka, seperti pelayanan perizinan investor. Dengan demikian tujuan percepatan pengembangan industri di luar Jawa bisa terlaksana,” kata Darmin seperti dikutip dari keterangan pers, Senin (12/2). Maka itu, ia meminta peran aktif Administrator KEK Arun Lhokseumawe dalam mengundang investor untuk datang.
Darmin menjelaskan pengembangan KEK merupakan upaya khusus untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi yang tidak Jawa sentris. Maka itu, pembangunan KEK di Pulau Jawa hanya difokuskan di bidang jasa, sementara sektor industri terpusat di luar Pulau Jawa. Dengan begitu, KEK di luar Jawa bisa laku.
Adapun pada Senin (12/2) ini, PT Pelindo I juga menandatangani perjanjian kerja sama investasi dengan empat calon investor KEK Arun Lhokseumawe. Pertama, kerja sama dengan PT Aceh Makmur Bersama. Kerjasama mencakup pembangunan tangka timbun CPO dengan progress 40% dan beroperasi pada Mei 2018.
Kedua, kerja sama dengan PT East Continent Gas Indonesia. Kerjasama dengan perusahaan penanaman modal asing ini bergerak di bidang usaha plywood, dengan target pembangunan Juni 2018.
Ketiga, kerja sama dengan PT East Continent Gas Indonesia, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan bidang usaha LPG Pressurised dan pabrik bottling LPG, yang ditargetkan mulai dibangun pada Juni 2018.
Keempat, kerja sama dengan PT Prosperity Building Material. Penanaman Modal Asing (PMA) yang akan melakukan usaha di bidang logistik pengantongan semen, yang akan mulai dibangun Juni atau September 2018 dan mulai beroperasi awal 2019.