Indonesia menjadi tuan rumah perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership putaran ke-21. Perundingan yang akan berlangsung Yogyakarta dan dihadiri tim negosiator dari 16 negara anggota itu diharapkan dapat menjadi ajang penguatan investasi dan kerjasama ekspor antar negara.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan RCEP akan menjadi salah satu blok perdagangan terbesar yang mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan jaringan produksi secara global dan peningkatan rantai nilai secara regional.
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia akan mendorong kesepakatan strategi dan penyelesaian isu penting. Pasalnya, masih ada kesenjangan dan ambisi negara yang harus diselaraskan. "Hal semacam itu saya kira mesti diselesaikan untuk mengejar target finalisasi 2018," ujar Enggar dalam keterangan tertulis, Rabu (7/2) .
(Baca : Usai Ditegur Jokowi, Mendag Menaikkan Target Ekspor Jadi 11%)
Menurutnya, penyelesaian bakal tercapai jika fokus kepada target yang telah diidentifikasi dalam Key Element Paper, berupa meningkatkan fleksibilitas perundingan, dan bekerja sama untuk menyelesaikan sensitivitas serta kesulitan masing-masing negara. “Permasalahan harus segera teratasi, agar tidak kehilangan momentum,” jelas Enggar.
Tim perunding berkomitmen menghasilkan perjanjian yang komprehensif, kredibel, mampu memberikan keuntungan bagi anggota, serta dapat tetap menjaga produk-produk sensitif tiap negara anggota.
"RCEP merupakan perundingan prioritas untuk segera diselesaikan karena akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekspor dan investasi negara anggotanya, termasuk Indonesia," ujar Enggar.
(Baca juga : Luput Garap Ekspor ke Pakistan dan Bangladesh, Jokowi Tegur Kemendag)
Topik pembahasan dalam perundingan RCEP ke-21 ini meliputi perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, isu menyangkut legalitas dan institusionalitas, serta rules of origin (ROO). Setiap topik dibahas di masing-masing kelompok kerja (working group).
Selain itu, untuk membantu percepatan proses perundingan, pertemuan bilateral antar negara anggota RCEP juga berlangsung secara intensif baik sebelum perundingan dimulai maupun di sela perundingan RCEP.
Adapun hasil pertemuan RCEP Putaran ke-21 ini akan dibawa untuk dibahas lebih lanjut oleh para Menteri Ekonomi RCEP pada Pertemuan Intersesi tingkat Menteri RCEP, pada 3 Maret 2018 mendatang di Singapura.
Perjanjian RCEP berusaha mengintegrasikan sepuluh negara anggota ASEAN dengan enam mitra FTA yaitu India, China, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Selandia Baru dalam sebuah skema perdagangan bebas.
"Tujuan perundingan RCEP adalah untuk mencapai kesepakatan perjanjian perdagangan yang saling menguntungkan, memiliki kualitas yang baik, serta komprehensif antara 10 negara anggota ASEAN dan enam negara mitra free trade agreement (FTA) ASEAN," kata Enggar.
Menurut data Kemendag, nilai produk domestik bruto (PDB) dalam RCEP diproyeksi bisa mencapai US$ 100 triliun pada 2050. Pada tahun yang sama, RCEP akan mencakup 50% populasi dunia, 31% PDB dunia, 32% nilai ekspor dunia, 27% nilai impor dunia, dan 28% nilai investasi (Foreign Direct Investment/FDI) dunia.