Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan Asia Tenggara dan India dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan Samudera Hindia. Melalui Regional Comprehensive Economics Partnership (RCEP), kedua pihak bakal mendukung stabilitas di Indo-Pasifik.
Menurutnya, kawasan Asocciation of South-East Asia Nations (ASEAN) dan India merupakan pasar yang besar, dengan jumlah penduduk diperkirakan hampir 2 miliar jiwa. “Dari angka tersebut, penduduk usia produktif mencapai hampir 1,5 miliar,” kata Jokowi dalam keterangan resmi dari India, Jumat (26/1).
Jokowi pun mengajak ASEAN dan India untuk melanjutkan perundingan RCEP tahun ini. Menurutnya, ASEAN dan India mewakili 50 persen populasi dunia, 31 persen pendapatan per kapita dunia, 32 persen ekspor dunia, 27 persen dari impor dunia, dan 28 persen penanaman modal asing dunia. Optimisme pertumbuhan ekonomi dunia juga memiliki peran cukup penting yang diperkirakan naik menjadi 3,7 persen di tahun 2018 dari 3,6 persen pada tahun lalu.
Presiden juga mengapresiasi kerja sama ASEAN-India dalam 25 tahun terakhir yang telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi masing-masing negara. Ekonomi ASEAN diprediksi tumbuh 5 persen sedangkan ekonomi India diperkirakan tumbuh 7 persen pada tahun 2018.
“Berkat kerja kita bersama, ekonomi tumbuh positif di atas pertumbuhan ekonomi global,” ucap Presiden Jokowi. (Baca: Jokowi Minta India Turunkan Bea Masuk Sawit)
Meski begitu, masih ada sejumlah kondisi ketidakstabilan dunia yang harus dihadapi ASEAN dan India. Salah satu contohnya adalah pesimisme pelemahan ekonomi global pada jangka panjang, hingga meningkatnya kecenderungan proteksionisme di berbagai negara.
Oleh karena itu, Jokowi juga menyatakan kesiapan Indonesia dan ASEAN bekerja sama dengan India untuk menemukan landing zones yang pragmatik agar upaya perluasan dan pendalaman rantai pasok (supply chain) di kawasan RCEP dapat terwujud.
“Indonesia menyerukan perlunya mengintensifkan upaya menyelesaikan perundingan RCEP pada tahun 2018,” ujar Jokowi. (Baca: India dan Tiongkok Jadi Mitra Prioritas ASEAN di RCEP)
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan Indonesia sangat berkepentingan memastikan agar India tetap berada di dalam RCEP bersama 15 negara lainnya. Makanya dia segera menemui Menteri Perdagangan dan Industri
India Suresh Prabhu untuk membahas hal ini.
Menurutnya, RCEP harus bisa menjawab keinginan negara-negara mitra lewat pendekatan khusus secara proaktif berdasarkan prioritas. Posisi India yang berada di urutan pertama, menunjukan pentingnya dukungan negara tersebut bagi Indonesia dan ASEAN.
“Indonesia akan terus mendorong India untuk duduk bersama ASEAN menyelesaikan berbagai isu utama pada perundingan RCEP,” ujar Enggar.
Indonesia sebagai koordinator perundingan RCEP merupakan posisi yang strategis. Posisi ini memungkinkan Indonesia mendorong negara-negara peserta RCEP menyepakati strategi dan langkah-langkah penyelesaian perundingan RCEP. (Baca: IMF: Ekonomi Dunia Menguat, Terutama Negara Berkembang di Asia)