BPDP: 75% Dana Patungan Ekspor Sawit untuk Subsidi Biodiesel

Arief Kamaludin | Katadata
Biodiesel murni dan campuran solar dengan kadar 10 dan 20 persen.
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
23/1/2018, 12.36 WIB

Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan menjelaskan dana yang digunakan BPDP berasal dari pungutan ekspor perusahaan kelapa sawit.

Besar dana pungutan itu US$ 50 untuk tiap ton ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/ CPO) dan US$ 30 per ton produk turunannya. “Dukungan program biodiesel bukan subsidi (dari pemerintah),” ujar Paulus.

(Baca juga: Bea Masuk Biodiesel Terlalu Tinggi, RI Ancam Laporkan AS ke WTO)

Ia menyatakan, BPDP menanggung selisih harga solar karena Pertamina tidak menanggung selisih biaya produksi biofuel dan harga minyak dunia. Selain itu, Paulus juga menyebutkan bahwa alokasi pasokan produsen biodiesel disesuaikan dengan kapasitas pabrik. Alasan lainnya, beberapa produsen biodiesel tidak memiliki kebun sawit.

Selain biodiesel, BPDP juga memberikan dana untuk replanting, riset, promosi, dan advokasi berjalan. “Semua ini bisa berjalan dengan dukungan dana 100% pengekspor sawit,” jelas Paulus.

Dia pun mengungkapkan, 2,35 juta kiloliter biodiesel yang diproduksi oleh anggota Aprobi untuk kebutuhan masyarakat dan 179 ribu kiloliter untuk diekspor.

Halaman:
Reporter: Michael Reily