BPDP: 75% Dana Patungan Ekspor Sawit untuk Subsidi Biodiesel

Arief Kamaludin | Katadata
Biodiesel murni dan campuran solar dengan kadar 10 dan 20 persen.
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
23/1/2018, 12.36 WIB

Presiden Direktur Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Dono Boestami menyatakan, pengumpulan dana patungan dari ekspor sawit mencapai Rp 11,7 triliun pada 2017 lalu. Dari dana yang terkumpul, sekitar 75% di antaranya digunakan untuk subsidi biodiesel.

Program mandatory pencampuran 20% biodiesel (B20) ke dalam solar ditetapkan melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 20 Tahun 2014. “Penyerapan cepat dengan kesiapan industri hanya bisa dilakukan oleh kelapa sawit,” kata Dono ketika dihubungi Katadata, Senin (22/1).

Sedangkan, pengembangan biodiesel dari bahan alternatif lain, seperti minyak jarak dan kemiri, bakal menghabiskan waktu sampai 6 tahun.

BPDP pun mencatat ada 22 perusahaan bahan bakar nabati dengan kapasitas 12 juta kiloliter. Di antaranya, ada Wilmar Group, Darmex Agro Group, Musim Mas, First Resources, dan Louis Dreyfus Company (LDC) yang mendapat dana sebesar Rp 7,5 triliun untuk memproduksi biodiesel.

(Baca juga: Malaysia Tertinggal dari Indonesia Soal Campuran Sawit dalam Biodiesel)

Dono menyatakan, realisasi biodiesel tahun lalu hanya mencapai 3,13 juta kiloliter dari total kebutuhan sebesar 3,5 juta kiloliter. Namun ia optimistis produsen bakal mencapai target 5,2 juta kiloliter tahun 2018.

Ia juga menekankan bahwa penggunaan dana BPDP tidak hanya untuk penyerapan biodiesel. “Kami bisa gunakan untuk teknologi, inovasi, dan juga diplomasi. Sesuai program pemerintah,” kata Dono.

Halaman:
Reporter: Michael Reily