Pemerintah Klaim Swasembada, Bulog Diminta Serap 3,7 Juta Ton Beras

ANTARA FOTO/Rahmad
Petani memanen butiran padi (gabah) di Desa Kandang, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (23/3).
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
3/1/2018, 16.35 WIB

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim swasembada beras telah terjadi tiga tahun berturut-turut pada masa pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Bulog pun akan diminta menyerap 3,7 juta ton beras, namun hanya menyanggupi sekitar 2,7 juta ton.

“Dalam sejarah pertanian Indonesia masuk tahun ketiga Indonesia swasembada pangan, khususnya beras,” kata Amran di kantornya, Rabu (3/1), tanpa menyebut data produksi beras yang dicapai tahun lalu. “Kita tidak butuh data, yang penting kita tidak impor,” ujarnya.

Sementara, Bulog ditargetkan menyerap 3,7 juta ton setara beras pada tahun ini. Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Sumardjo Gatot Irianto mengungkapkan, Bulog harus mengejar pengadaan sebesar 76% hingga pertengahan tahun. Sebab, panen raya biasanya terjadi pada paruh tahun pertama.

“Januari kita harus cepat sampai bulan Juni, setelah itu harganya mahal,” kata Gatot.

Gatot optimistis Bulog akan menyerap setara beras hingga 2,8 juta ton pada musim panen raya awal tahun. Sebab, data Kementerian Pertanian mengungkapkan penanaman padi pada Oktober sampai Desember 2017 mencapai 4.827.870 hektare.

Dengan luas tanam mencapai 4,8 juta hektare dan produksi gabah sebesar 5 ton tiap hektare, maka produksi gabah sejumlah 24 juta ton. Rendemen sebesar 50% pun bakal menghasilkan beras 12 juta ton.

Sementara, Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi menyatakan, permintaan Kementerian Pertanian sulit dipenuhi. Menurutnya, target penyerapan Bulog hanya 2,7 juta ton setara beras.

Menurutnya, target 2,7 juta ton setara beras yang ditetapkan Bulog merupakan target realistis. Alasannya, capaian penyerapan Bulog tahun 2017 hanya sebesar 58% atau 2,1 juta ton dari target 3,7 juta ton. “Itu tantangan kami,” tutur Andrianto.

(Baca juga: Ada Cuaca Ekstrem, Jokowi Minta Jaga Harga Pangan Akhir Tahun)

Untuk melakukan penyerapan yang cepat, Bulog bakal berperan lebih aktif mendekati petani begitu panen tiba. Sistem kemitraan yang akan diterapkan Bulog bakal meniru pola perbankan dalam mendata petani.

Satuan kerja bermitra dengan petani untuk memberikan laporan komprehensif dan menyediakan pembayaran langsung. “Kami akan berusaha untuk meningkatkan jangkauan hingga ke titik panen,” kata Andrianto.

Nantinya, Bulog juga akan meningkatkan penyerapan gabah hingga 10% yang awalnya hanya 3% dari total stok. Alasannya, gabah bisa disimpan lebih lama dan mudah diatur hasil akhirnya untuk jadi beras medium atau premium, sesuai kebutuhan.

(Baca juga: Patokan Harga Beras Berpotensi Meningkatkan Angka Kemiskinan)

Beberapa waktu lalu, Bulog menargetkan produksi beras komersial mencapai 700 ribu ton dan 960 ribu ton untuk bantuan sosial. Namun, peningkatan penyerapan bakal memicu penyediaan beras komersial Bulog lebih tinggi.

Andrianto juga mengaku belum ada Rakortas yang menetapkan kebijakan harga pembelian setara beras dari petani. “Kami masih menunggu penugasan,” tuturnya.

Reporter: Michael Reily