LRT Palembang Ditargetkan Operasi Juni 2018, Tarifnya Rp 5.000

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (paling kiri) saat meninjau progres pembangunan Light Rail Transit (LRT) / kereta ringan di zona 1 pembangunan LRT Palembang, Sumatra Selatan, Minggu (10/12).
Penulis: Pingit Aria
11/12/2017, 13.10 WIB

Pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) Palembang telah mencapai 77,31% per 8 Desember 2017. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan pada akhir Desember proyek ini telah mencapai 80%.

Budi, yang akhir pekan lalu meninjau pembangunan proyek tersebut menyatakan bahwa perkembangannya telah sesuai target. “Dengan angka ini diharapkan pengoperasian LRT Palembang pada Juni 2018 tidak akan meleset,” kata Budi melalui pernyataan resminya, Ahad (10/12).

Lebih lanjut, Budi menyebut bahwa 3 kereta akan datang pada akhir Maret 2018, dari 8 kereta yang ditargetkan beroperasi pada akhir Juni. Namun ia meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI)  sebagai operator LRT mendatangkan lebih cepat 2 kereta pada bulan Februari agar segera bisa diuji coba.

“Saya minta ada satu percepatan. Saya minta keretanya didatangkan lebih cepat dari bulan Maret. Bisa di Januari atau Februari,” ujarnya.

(Baca juga: Batal Buat Joint Venture Proyek LRT, KAI Utang ke Bank Rp 18 Triliun)

Mengenai tarif, Budi mengatakan LRT Palembang akan dipatok dengan tarif Rp 5.000 dengan skema subsidi. Ia menambahkan bahwa untuk Palembang, tarif akan ditentukan sama dengan angkutan kota, karena jika tidak, maka masyarakat tidak akan mau pindah ke LRT.

“Tarif Rp 5.000 itu pasti subsidi. Simulasinya akan kami detailkan dan akan dibagikan ke publik bagaimana kami menetapkan tarif tersebut. Sosialisasi sekarang dilakukan oleh Pemda, kontraktor, Balai Perkeretaapian dan PT KAI,” urai Menhub.

Budi berharap pada saat ASIAN Games, LRT sudah bisa digunakan oleh masyarakat, tidak hanya atlet. Untuk itu, ia akan meminta kepastian data jumlah atlet yang akan hadir di Palembang dan mobilisasinya selama ASIAN Games.

“Harapan saya, mestinya pada saat ASIAN Games, LRT dapat digunakan masyarakat dan atlet secara bersamaan. Tapi hal ini akan kami lihat dan dikaji, makanya informasi tentang jumlah dan kapan kedatangan para atlet itu penting agar dapat dikalkulasi,” kata Budi.

(Baca: Kementerian BUMN Minta Revisi PP LRT Jabodebek untuk Tarik Investor)

Pada kesempatan yang sama, Budi mengatakan, progres pengembangan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II guna menunjang ASIAN Games sudah cukup baik. Ia meminta ada percepatan pembangunan, seperti pembangunan garbarata dan sky bridge yang menghubungkan Stasiun LRT dan terminal penumpang. Targetnya, semua pekerjaan dapat rampung di bulan Februari 2018.

Selain itu, Budi juga meminta PT Angkasa Pura II cabang Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang untuk berkoordinasi dengan panitia ASIAN Games terkait jumlah atlet yang akan masuk dan meninggalkan Palembang selama perhelatan ASIAN Games 2018.

Sebab, data tersebut berkaitan dengan lalu lintas bandara. “Sekarang ini ada 130 flight, informasi tentang jumlah dan kapan kedatangan para atlet itu penting agar dapat dikalkulasi karena itu menentukan jumlah penerbangan yang akan kita tambah,” ujarnya.