Menhub Tegaskan Tak Ada Rencana Penjualan Bandara Soekarno Hatta

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi
14/11/2017, 12.32 WIB

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan tidak ada wacana untuk menjual Bandara Soekarno Hatta dengan cara apapun, termasuk dengan skema konsesi terbatas atau limited concession scheme (LCS) saat ini. Hal ini dikatakan Budi menjawab pernyataan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli sebelumnya.

Budi mengatakan hingga saat ini tidak ada keinginan pemerintah untuk menjual bandara tersibuk di Indonesia tersebut. Dalam mengembangkan bandara tersebut dan  mencari pendanaan pemerintah akan mengkaji beberapa skema kerja sama dengan pihak swasta.

Dia menjelaskan saat ini Kemenhub sedang melakukan studi untuk pengelolaan kargo di bandara tersebut dengan skema kerja sama bersama investor. "Kami resmi tidak menjual (Bandara Soekarno Hatta)," kata Budi. (Baca: Rini Tawarkan Aset PLN ke Swasta untuk Alternatif Pendanaan)

Hal yang sama juga dikatakan Budi untuk Bandara Kualanamu ataupun Mandalika. Dirinya mengatakan pengembangan dua titik tersebut dari sisi transportasi hanya akan mengandalkan skema kerja sama terbatas, "Jadi bukan menjual," ujarnya.

Dia mencontohkan hal yang sama di sektor kepelabuhan. Budi mengatakan para Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I hingga IV hanya mengoperasikan pelabuhan dengan skema kerja sama dengan pemerintah. Aset pelabuhan tetap milik negara dan akan dikembalikan ke pemerintah, dalam hal ini Kemenhub.

"Walaupun itu dengan BUMN, aset tetap kembali ke kami," ujarnya.

Isu penjualan Bandara ini menyeruak berdasarkan komentar mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli di akun Twitter beberapa waktu lalu. Dalam cuitannya, Rizal mengutip sebuah berita tahun 2016 lalu tentang rencana penjualan Bandara Soekarno Hatta dengan skema LCS.

Skema LCS merupakan salah satu skema yang rencananya akan diterapkan pemerintah dalam mencari pendanaan proyek infrastruktur. Dalam skema ini investor swasta harus membayar uang dalam jumlah besar (upfront cash) di awal kerja sama kepada BUMN yang menjadi operator. Konsekuensinya, BUMN terkait harus rela berbagi pengelolaan dengan investor swasta tersebut.

Rizal lalu menceritakan bahwa pada tahun 2002 dirinya sempat menentang rencana Presiden saat itu yakni Megawati Soekarnoputri yang ingin menjual bandara tersebut. "Silahkan jual bagian Soekarno-nya, (yang) Hatta jangan. (Akhirnya) batal." demikian bunyi cuitannya.

Meski demikian Rizal mengaku bahwa Budi telah menghubunginya dan mengatakan bahwa tidak ada rencana penjualan Bandara Soekarno Hatta. Oleh sebab itu dirinya berterima kasih kepada mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) tersebut.