Pemerintah berupaya mengebut pembangunan proyek-proyek strategis, salah satunya jalan tol pertama di Sulawesi, yakni ruas Manado-Bitung. Pengerjaan proyek tol ini akan dipercepat dengan menambah jam kerjanya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono telah meminta proses konstruksi tol Manado-Bitung dikerjakan seharian penuh. Pekerjaannya ditambah menjadi tiga shift per hari dan tujuh hari seminggu.

Selain itu Basuki juga meminta kontraktor yang membangun tol tersebut menambah alat serta tenaga kerja. Pengerjaan dan proses konstruksi harus segera dilakukan pada bidang-bidang tanah tol yang telah dibebaskan sepanjang 39 kilometer.

"Ini agar sesuai rencana tahun 2019 bisa selesai," kata Basuki dalam keterangan resmi Kementerian PUPR, Rabu (20/9).

Proyek Tol Manado-Bitung merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diprioritaskan pengerjaannya oleh pemerintah. Proyek tol ini dianggap sangat penting dan diperlukan di wilayah tersebut, lantaran kepadatan lalu lintas Manado – Bitung.

Saat ini lama perjalanan yang harus ditempuh kendaraan untuk melintasi dua kota tersebut bisa memakan waktu sekitar 90 hingga 120 menit. Padahal beberapa tahun sebelumnya, perjalanan dari Manado ke Bitung hanya memakan waktu 45 menit.

"Tol ini akan meningkatkan konektivitas Manado menuju pelabuhan Bitung," kata Basuki. (Baca: Genjot Ekspor, Jokowi dan Duterte Buka Rute Kapal Roro Davao-Bitung)

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV Riel Mantik mengungkapkan masih ada masalah dalam pembebasan lahan tol ini. Namun dirinya meminta para pemilik tanah dapat mengikhlaskan lahannya untuk dibangun tol. 

"Tentunya akan mendapat nilai wajar sesuai perhitungan tim independen," ujarnya.

Apabila dijabarkan, progres konstruksi tol Segmen I yang merupakan bagian Seksi I (Manado - Airmadidi) baru mencapai 8,4%. Sedangkan untuk Segmen II progres pembangunannya telah mencapai 21%. Adapun untuk konstruksi Seksi II (Airmadidi - Bitung) baru mencapai 3%. Progres yang lambat ini utamanya disebabkan adanya kendala lahan serta finalisasi desain  Right Of Way (ROW) Plan.

Pembiayaan ruas segmen I Seksi I menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta pinjaman dari Tiongkok senilai Rp 1,2 triliun. Untuk segmen II dibiayai APBN dan dikerjakan oleh lima kontraktor. Sedangkan untuk ruas Seksi II dikerjakan oleh PT Jasamarga Manado - Bitung.