Divestasi Terganjal, Waskita Siapkan 3 Alternatif Pembiayaan

Waskita KATADATA|Arief Kamaludin
Waskita KATADATA|Arief Kamaludin
18/9/2017, 20.36 WIB

PT Waskita Karya (Persero) sudah menyiapkan tiga alternatif pembiayaan untuk mendanai proyek infrastruktur yang akan dikerjakannya. Alternatif ini disiapkan menyusul gagalnya upaya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut melelang saham 10 ruas tolnya.

Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq menjelaskan ketiga alternatif tersebut adalah tiga langkah tersebut, salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan mitra strategis dalam divestasi tol Waskita. Hingga saat ini telah menjalin komunikasi dengan sekurangnya lima calon mitra.

"Jadi divestasi secara one on one (tidak dengan lelang bersama)," kata Choliq saat pemaparan strategi Waskita di Jakarta, Senin (18/9).

Dua alternatif lainnya akan dilakukan melalui pasar modal dengan skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering/IPO. Langkah pertama adalah dengan mengawinkan anak usaha Waskita Toll Road yakni Waskita Trans Java Toll Road dengan anak usaha Jasa Marga yang juga menangani rute tol Trans Jawa.

Selanjutnya, perusahaan yang telah tergabung tersebut akan melantai di Bursa Efek Indonesia. "Tapi ini tergantung waktu dan penilaian aset (dua perusahaan)," ujarnya.

Sedangkan opsi terakhir adalah melepas saham (IPO) anak usahanya yang memegang bisnis jalan tol, yakni Waskita Toll Road. Langkah ini di merupakan opsi terakhir untuk mendapatkan pendanaan proyek-proyek perseroan. Targetnya pada akhir semester I tahun depan alternatif ini harus sudah dilakukan.

Sebelumnya, Waskita akan mendivestasikan 10 jalan tolnya kepada para investor. Selain ruas Trans Jawa, ruas tol yang dilepas termasuk tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang menghubungkan Bekasi-Jakarta Timur, dan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi di Sumatera Utara.

(Baca: Lima Investor Incar 20% Saham dan Ruas Tol Waskita Toll Road)

Dalam keterangan resminya, Waskita memutuskan membatalkan rencana divestasi tersebut. Alasannya, setelah proses evaluasi terhadap beberapa dokumen yang masuk, tidak ada peminat yang berhasil memenuhi nilai yang diinginkan PT Waskita Toll Road.

Waskita memerlukan sekurangnya Rp 120 triliun untuk membangun sejumlah proyek mulai dari jalan tol, transmisi listrik, hingga proyek kereta ringan Light Rail Transit. Dari angka tersebut, sekitar Rp 80 triliun akan ditutupi dengan menggunakan utang serta Rp 40 triliun ekuitas. Dari sisi utang saat ini perseroan telah mendapatkan sekurangnya Rp 31,5 triliun pendanaan lewat utang serta Rp 22 triliun dari kas Waskita.

Choliq beranggapan kondisi ekuitas perusahaan plat merah tersebut dapat dikatakan aman untuk menggaap proyek-proyek, meski belum mendapatkan suntikan dana dari divestasi jalan tol. Meski demikian dengan batalnya divestasi ini pihaknya menahan proyek dengan kontrak terima jadi (turnkey).

"Tapi tahun depan kan kami akan menerima Rp 30 triliun dari turnkey beberapa proyek yang selesai," katanya. Dia juga mengatakan sebenarnya kebutuhan Rp 40 triliun dari ekuitas perseroan dapat turun apabila divestasi dilakukan.

PT Jasa Marga (Persero) Tbk sendiri masih menunggu langkah lanjutan PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyusul ditolaknya proposal tender divestasi tiga ruas tol mereka. Sebelumnya, operator jalan tol tersebut telah menawar tol Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, serta Pasuruan-Probolinggo dari Waskita.

Dari sisi kinerja, mencatat keuangan positif hingga semester I 2017. Laba perseroan tumbuh 145% dibandingkan semester I tahun lalu, menjadi Rp 1,4 triliun. Perolehan laba didorong peningkatan pendapatan usaha menjadi Rp 15,5 triliun atau tumbuh 92,4 persen pada semester I 2016.

Adapun kontrak baru yang berdidapat Waskita hingga tengah tahun ini mencapai Rp 32,4 triliun. "Sedangkan total ekuitas kami mencapai Rp 20,8 triliun," kata Choliq.