Pemerintah Kembangkan Industri Tekstil di Luar Jawa

Katadata | Arief Kamaludin
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
18/9/2017, 13.29 WIB

Pemerintah berupaya mendorong investasi pabrik-pabrik tekstil di kawasan industri di luar Jawa. Hal ini dilakukan untuk mengejar target pertumbuhan ekspor tekstil sebesar 11% tahun ini.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, distribusi industri tekstil skala menengah dan besar masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Tugas kami untuk pemerataan populasi industri di luar Jawa," kata Airlangga dalam keterangan resmi, akhir pekan lalu.

Pengembangan industri di daerah merupakan cara untuk melakukan diversifikasi penghasil tekstil dan penyejahteraan ekonomi masyarakat inklusif. Saat ini, sudah ada beberapa kawasan industri yang telah beroperasi, contohnya adalah Palu, Sulawesi Tengah; Morowali, Sulawesi Tengah; Konawe, Sulawesi Tenggara; Bantaeng, Sulawesi Selatan; Sei Mangkei, Sumatera Utara; dan Dumai, Riau.

(Baca juga:  4 Investor Tiongkok & Korsel Siap Investasi Rp 372 Triliun di Kaltara)

Menurut data Kementerian Perindustrian, pada 2016, nilai ekspor produk tekstil sebesar US$ 10,9 miliar atau Rp 144,3 triliun. Airlangga menyebutkan, pertumbuhan 11% mematok ekspor pada tahun ini sebesar US$ 12,09 miliar atau Rp 160.07 triliun dan US$ 13,5 miliar atau Rp 178,74 triliun pada tahun depan.

Dengan demikian, pada 2019, nilai ekspor bisa mencapai US$ 15 miliar atau Rp 198,60 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 3,11 juta orang. "Kami memperkirakan akan ada penambahan kapasitas produksi sebesar 1,6 juta ton per tahun dengan nilai investasi Rp 81,45 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 424 ribu orang," tutur Airlangga.

Halaman:
Reporter: Michael Reily