Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjadi wakil negara-negara Asia Tenggara untuk membahas perjanjian dagang dengan Kanada. Rencananya, Free Trade Agreement (FTA) ASEAN-Kanada akan dilakukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi kedua pihak.
"Indonesia sebagai country coordinator pada kemitraan ASEAN-Kanada memandang Kanada sebgai mitra ASEAN dengan potensi cukup besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Enggar dalam keterangan resmi dari Filipina, Senin (11/9).
Enggar menyatakan, Indonesia mendukung dilaksanakannya studi komprehensif untuk melihat dampak perdagangan bebas ASEAN-Kanada. Pihak Kanada yang dipimpin Parliamentary Secretary to the Minister of International Trade Pamela Goldsmith-Jones juga memberikan proposal exploratory discussion untuk informasi data perdagangan.
(Baca juga:
Nilai perdagangan ASEAN dengan Kanada mencapai C$ 21,6 miliar atau Rp 234,1 triliun. Sehingga pembentukan perdagangan bebas bakal mengoptimalkan potensi ekspor-impor antara kedua pihak. Selain itu, dampak besar lainnya adalah sinyal positif untuk dunia bahwa ASEAN merupakan kawasan yang solid.
Perdagangan Indonesia dengan Negara Anggota ASEAN (Jan-Jun 2016 dan Jan-Jun 2017)
Selain penjajakan perjanjian bebas, dia juga meminta Kanada segera merealisasikan kerja sama peningkatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Asia Tenggara. Komitmen tersebut bakal menjadi salah satu program pertumbuhan ekonomi inovatif dan inklusif ASEAN-Kanada.
Di samping itu, secara bilateral, Enggar meminta Kanada mendukung perdagangan produk minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) dan turunannya, terutama biodiesel. "Kami meminta Kanada memberikan dukungan kepada Indonesia di perdagangan internasional," ujarnya.
(Baca juga: Jokowi Tawarkan Pengembangan Ekonomi Digital di Batam Kepada Singapura)
Kemudian, Enggar juga bertemu dengan delegasi United States-Asean Business Councill (US-ABC) yang dipimpin oleh Regional Managing Director US-ABC Ambassador Michael W. Michalak. Kedua pihak merundingkan investasi di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
"Indonesia akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat mempermudah investasi dan menjadikan Indonesia sebagai tujuan utama," kata Enggar.
Selain itu, US-ABC juga meminta supaya pihak mereka dapat masuk ke rancangan undang-undang sumber daya air, isu keamanan sistem pembayaran dalam aturan Gerbang Pembayaran Nasional, keterbukaan data, dan regulasi untuk e-commerce.