Menteri Enggar Bahas Ekonomi Inklusif di Pertemuan Mendag ASEAN

Laily Rachev|Biro Pers Setpres
Presiden Joko Widodo mengikuti pembukaan ASEAN Summit ke-28 dan 29 di Vientiane, Laos, Selasa (6/9).
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
7/9/2017, 11.32 WIB

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita bertemu dengan para Menteri Perdagangan ASEAN di Manila, Filipina. Forum itu membahas penguatan ekonomi regional untuk menghadapi tantangan global.

Enggar menyatakan, penyatuan visi dan misi kawasan regional dapat meningkatkan kerja sama supaya lebih kuat. "Dengan ASEAN, Indonesia memiliki peranan yang lebih besar," kata dia dalam keterangan resminya, Kamis (7/9).

Menurutnya, pertemuan pejabat negara ini sangat penting sebagai pendorong kenaikkan proses integrasi wilayah Asia Tenggara. Alasannya, saat ini negosiasi bilateral lebih santer diperjuangkan. Padahal, ada perekonomian kawasan yang bisa lebih menguntungkan dalam bentuk Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

(Baca juga:  Empat Perjanjian Dagang Dikebut Setelah Jokowi Bentuk Tim Perunding)

Salah satu cara untuk mencapai kesepakatan kerja sama ASEAN, sambung Enggar, adalah lewat bisnis inklusif. Model bisnis ini tidak hanya berorientasi kepada keuntungan, tetapi juga memperhatikan dampak yang lebih luas yaitu menyejahterakan masyarakat.

Ia mengaku model bisnis inklusif dapat digunakan sebagai konsep di ASEAN. "Untuk mendorong bisnis inklusif, pemerintah harus melakukan perannya dalam meningkatkan kesadaran dan menciptakan lingkungan yang mendukung," jelas Enggar.

Keuntungan kerja sama kawasan dapat menjadi jawaban tantangan perundingan ekonomi yang terjadi. Kesepakatan untuk berkoordinasi antarnegara di Asia Tenggara dapat menjadi solusi pembiayaan yang selama ini masih minim.

(Baca juga:  Jokowi Bentuk Tim Perunding Perjanjian Dagang Internasional)

Halaman:
Reporter: Michael Reily