Kerupuk Termasuk Bahan Pangan yang Akan Dibarter 11 Sukhoi

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kiri) didampingi Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan di DPR, Jakarta, Rabu (31/5).
Editor: Yuliawati
28/8/2017, 21.29 WIB

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memasukkan kerupuk dalam daftar bahan pangan yang akan dibarter dengan sebelas pesawat tempur Sukhoi - 35 buatan Rusia. Kerupuk diusulkan sebagai produk barter bersamaan dengan bahan pangan seperti karet, kelapa sawit dan juga barang furnitur.

"Saya serius (soal barter kerupuk), karena ada nilai tambahnya," kata Enggartiasto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (28/8). (Baca: Mendag Klarifikasi Kerupuk Tak Termasuk Bahan Pangan Dibarter Sukhoi)

Enggartiasto mengatakan daftar bahan pangan dan barang jenis lain akan diserahkan ke Rusia. Nilai barter produk tersebut senilai US$ 570 juta. 

Enggar mengatakan banyak produk makanan asal Indonesia yang diminati di luar negeri. Selain bahan makanan, Indonesia juga dapat menawarkan produk lain seperti alat pertahanan yang diproduksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Pindad (Persero) sebagai alat barter.

"Kami buat daftarnya, setelah itu negosiasi," katanya. (Baca: Selain Karet, Kelapa Sawit Akan Dibarter Indonesia dengan Sukhoi)

Beberapa waktu lalu dia pernah mengatakan pertukaran pesawat Sukhoi dengan karet dan produk lain atas permintaan perusahaan Rusia Rostec. "Rencana imbal dagang ini sudah hampir final. Namun, kami masih menawarkan produk Indonesia lainnya untuk diekspor ke Rusia selain karet yang mereka minta," kata Enggar.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution