Gubernur Prefektur Aichi, Jepang, Hideakhi Ohmura menyambangi kantor Kementerian Perindustrian hari ini. Dia bertemu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto untuk membicarakan pengembangan bisnis investor-investor dari daerahnya di Indonesia. Investor asal Aichi lebih banyak bergerak di industri otomotif.
"Mereka mau membuat kantor perwakilan di Indonesia, karena mereka tempatnya industri otomotif," kata dia usai menemui delegasi Jepang di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (21/8).
Pihak Prefektur Aichi berharap kantor perwakilan di Indonesia bisa memfasilitasi bisnis mereka di Indonesia, sekaligus mempermudah urusan dengan pemerintah. Harapannya, industri Aichi yang masih berkembang bakal terdorong untuk meningkat lebih besar.
Airlangga menyebutkan beberapa industri otomotif yang berasal dari Prefektur Aichi. Beberapa di antaranya, Toyota, Mitsubishi, dan juga industri teknologi tinggi yang mengembangkan robot serta kereta supercepat. Selain itu ada perusahaan suku cadang otomotif seperti Daishin, Denso, dan perusahaan yang telah 16 tahun investasi di Indonesia, Aishin.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) nilai investasi Jepang ke Indonesia pada tahun lalu mencapai US$ 5,4 miliar, atau setara dengan Rp 71,8 triliun. Nilai ini melonjak 86% dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$ 2,9 miliar.
Menurut Airlangga, dari keseluruhan total investasi Jepang di Indonesia, sepertiganya merupakan investasi dari Prefektur Aichi berupa industri otomotif dan komponennya. Dalam lima tahun terakhir, nilai investasi dari Negeri Matahari Terbit ini selalu di atas US$ 2 miliar dan selalu menempati peringkat lima besar sebagai investor asing terbesar di Indonesia.
"Selain fasilitasi bisnis, kantor perwakilan diharap dapat meningkatkan investasi," kata Airlangga. (Baca Ekonografik: Realisasi PMA di Industri Otomotif)
Untuk mengembangkan kerja sama lebih jauh lagi, Kementerian Perindustrian dan pengusaha nasional berencana akan mengunjungi Aichi pada 19 Oktober 2017. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka menggelar forum bisnis bersama Kamar Dagang Industri (Kadin) Aichin dan Japan External Trade Organization (Jetro).
Selain bisnis, pihak Prefektur Aichi juga membahas tentang kerja sama sumber daya manusia. Perwakilan dari Nagoya University juga telah berkoordinasi dengan universitas negeri di Indonesia, seperti Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Menurut Airlangga, tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Jepang paling banyak berada di Prefektur Aichi. "Tenaga kerja (Indonesia) kebanyakan magang di pabrik otomotif dan turunannya," ujarnya.