Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati baru saja membentuk tim khusus untuk menampung keluh kesah pengusaha terkait ekspor-impor. Tim ini terdiri dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Kementerian Pertanian, serta BPOM.

Nantinya, tim ini akan bertugas menampung keluh kesah pengusaha lalu mengkaji kebijakan yang dimaksud untuk diperbaiki. Saat bertemu dengan importir pada Selasa (1/8), Sri Mulyani sempat menerima langsung keluhan dari para importir. Kebanyakan terkait sulitnya mengurus perizinan.

Seorang pengusaha batik asal Pekalongan, misalnya, mengeluhkan sulitnya mengurus izin untuk swaimpor atau impor tanpa rekanan. Sebab, mayoritas pengusaha batik di Pekalongan adalah UMKM sehingga mengimpor sendiri bahan bakunya. 

Di sisi lain, seorang perwakilan pengusaha garmen bernama Michael mengadukan sulitnya mengimpor berbagai komoditas dalam satu kontainer. Alhasil, dia harus mengimpor dalam jumlah banyak sekaligus padahal bukan kebutuhannya. Menanggapi persoalan ini, Sri Mulyani pun mengusulkan agar pengusaha bekerja sama dengan pengusaha lain dalam hal mengimpor. Namun, ia juga meminta Ditjen Bea dan Cukai untuk mempermudah impor satu kontainer.

"Ini tantangan kami sebagai pembuat kebijakan, agar kebijakan kami ini bagi pelaku kecil dapat bermanfaat. Yang kecil kan skala kecil dan kerumitan banyak dari sisi administrasi maka kami tertantang untuk lebih efisien," kata dia.

Halaman: