Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Japan International Corporation Agency (JICA) untuk turut mendanai proyek jalan tol Trans Sumatera. Hal itu disampaikannya pada pertemuan dengan Presiden JICA Shinichi Kitaoka di Istana Merdeka, Jakarta.
Menteri Keuangan Sri Mulyani yang turut dalam pertemuan itu menyatakan, adanya tambahan sumber dana akan membuat proyek lebih cepat selesai. "Dari JICA mengatakan akan mempelajari hal tersebut," kata Sri di Komplek Istana Kepresidenan, Rabu (26/7).
Selain itu, Jokowi juga meminta JICA berkontribusi terhadap pembiayaan proyek infrastruktur di wilayah luar Jawa. Neberapa proyek untuk mengatasi kesenjangan seperti irigasi hingga penyediaan air bersih juga ditawarkan untuk didanai di masa depan. "Karena Jepang memiliki keahlian di bidang pengelolaan air," ujar Sri.
(Baca juga: Pembangunan Tol Medan Binjai Masih Terganjal Lahan)
Kemajuan proyek infrastruktur yang didanai oleh lembaga keuangan Jepang tersebut dibahas dalam pertemuan tersebut seperti proyek Mass Rapid Transit (MRT). Termasuk, beberapa proyek yang masih dalam tahap perencanaan seperti Pelabuhan Patimban, hingga kereta cepat Jawa bagian Utara.
Dia menjelaskan di dalam pinjaman JICA ada dua kebijakan. Pertama adalah utang yang lebih murah dengan bunga 0,1 hingga 0,25 persen dan tenor waktu panjang. Namun, bahan baku hingga kontraktor proyek biasanya berasal dari pihak yang ditunjuk JICA.
Sedangkan untuk pinjaman yang lebih mahal, suku bunganya bisa mencapai 0,6 hingga 1,2 persen. Namun, kontraktor dan pasokan bahan baku dibebaskan kepada Pemerintah.
"Jadi penting untuk mencampurkan pendanaan yang baik dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," katanya.
(Baca: Pakai Skema KPBU, Proyek LRT Medan Siap Dibangun 2019)
Sedangkan Shinichi Kitaoka mengatakan kedatangannya bertemu Jokowi merupakan yang pertama sejak dirinya menjadi Presiden JICA. Dirinya juga sepakat untuk mendorong proyek - proyek infrastruktur untuk mendukung kesejahteraan masyarakat di pulau-pulau seperti Sulawesi.
"Lalu penting juga untuk mempercepat proyek yang saat ini (untuk direalisasikan)," kata Kitaoka.