PT Wijaya Karya Tbk (Wika) mencatatkan kinerja yang gemilang sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Perusahaan konstruksi pelat merah ini meraup laba bersih Rp 245,08 miliar pada kuartal I-2017, melonjak 242 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Pencapaian ini didukung oleh banyaknya proyek strategis pemerintah yang tengah ditangani Wika.
Perolehan laba bersih tersebut sejalan dengan kenaikan pendapatan Wika. Pendapatan peruahaan ini, yang belum termasuk proyek-proyek kerjasama operasi (KSO), pada kuartal I-2017 sebesar Rp 3,81 triliun. Jumlahnya meningkat 39,83 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Direktur Utama Wika Bintang Perbowo berharap, tren kenaikan kinerja tersebut masih akan berlanjut hingga akhir 2017 karena menggarap beberapa proyek strategis pemerintah. "Kami bersyukur bahwa Wika telah dipercaya menangani berbagai proyek strategis pemerintah sehingga ruang Wika untuk berkembang masih sangat luas," ujarnya melalui siaran pers Wika, Kamis (27/4).
Hingga akhir April ini, Wika telah mencapai kontrak baru sebesar Rp 16,63 triliun atau sebesar 38,45 persen dari target kontrak baru sepanjang tahun ini. Pencapaian kontrak baru ini pun melonjak 175,8 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
Beberapa kontrak baru yang berhasil diperoleh Wika adalah pembangunan jalan kereta api Bandar Tinggi–Kuala Tanjung serta pengembangan bisnis EPC (Engineering, Procurement and Construction) dan OM (Operation and Maintanance) dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG).
Sebelumnya, Wika juga telah memperoleh kontrak pengembangan EPCC (Engineering, Procurement, Construction, and Comissioning) pabrik gula Asembagus di Situbondo. Ada pula, proyek pembangunan Jembatan Tumbang Samba di Provinsi Kalimantan Tengah, terminal tangki minyak atau Integrated Tank Storage Terminal, dan Trans Park Cibubur.
Selain itu, proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Cilacap dengan kapasitas 1x1.000MW dan Jakarta International Equestrian.
Tahun ini, Wika memproyeksikan kontrak baru yang akan diperoleh senilaii Rp 102,94 triliun. Proyeksi ini lebih tinggi jumlahnya sebesar 123,59 persen dibandingkan perolehan sepanjang 2016. Komposisi perolehan kontrak baru diperkirakan sebesar 29,8 persen berasal dari proyek pemerintah, 30 persen dari BUMN lainnya, dan 40,2 persen dari swasta.
Dengan berbagai proyeksi pencapaian tersebut, Wika menargetkan laba yang akan diperoleh sepanjang tahun ini sebesar Rp 1,21 triliun. Jumlahnya meningkat 20,45 persen dari pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp 1,01 triliun.