Jadi Investor LRT, KAI Akan Disuntik Modal Negara Rp 5,6 Triliun

ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Deretan tiang konstruksi proyek kereta ringan LRT rute Cibubur-Cawang di samping jalan tol Jagorawi, Rabu (7/12/2016).
3/3/2017, 19.58 WIB

Sebelumnya dalam pasal 6 serta pasal 7 Perpres 65, pemerintah akan mengganti biaya yang digunakan Adhi Karya untuk membangun prasarana melalui APBN. Selain itu Penyertaan Modal Negara (PMN) juga diatur sebagai opsi pendanaan proyek tersebut.

(Baca juga: Menteri BUMN Minta KAI Jadi Investor Proyek LRT Jakarta)

Sugihardjo mengatakan dengan revisi Perpres tersebut maka akan ada dua pembiayaan lain, pertama adalah pendanaan dari APBN, sedangkan kedua adalah pembiayaan dari investasi. Investasi yang dimaksud adalah menggunakan pinjaman bank BUMN dan dijamin PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).

Proyek LRT ini membutuhkan dana Rp 23 triliun. Di antara kebutuhan tersebut telah ditalangi Adhi Karya sebesar Rp 1,4 triliun pada tahun 2015 lalu. Begitu juga dari KAI sebesar Rp 2 triliun pada tahun 2016.

Adapun sisa kebutuhan dana diharapkan dapat ditalangi dengan menggunakan pembiayaan bank BUMN. "Nanti kita akan ajak bank (BUMN) lain dan lian dari sindikasi akan dijamin SMI," kata Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Kartika Wirjoatmodjo.

(Baca juga:  KAI Siap Jadi Investor LRT Jakarta)

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution