Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung perkembangan pesat dua proyek infrastruktur di Provinsi DKI Jakarta, yaitu proyek Simpang Susun Semanggi dan angkutan massal Mass Rapid Transit (MRT), Kamis (23/2). Ia ditemani oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Momen ini berlangsung di tengah desakan berbagai kalangan agar Presiden memberhentikan Ahok karena menjadi tersangka kasus penodaan agama.
Jokowi tiba di Proyek Simpang Susun Semanggi pada pukul 10.45 WIB. Kedatangannya disambut oleh Ahok, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, serta Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Bintang Perbowo.
Jokowi lalu mendengarkan penjelasan soal kemajuan proyek senilai Rp 360 miliar tersebut dari duo Basuki, yaitu Menteri PUPR dan Gubernur DKI. Selanjutnya, Jokowi, Ahok, serta Basuki menuju bagian atas proyek dengan total panjang 1,8 kilometer itu.
Presiden mengatakan, simpang susun ini akan rampung pada pertengahan tahun ini. Dengan keberadaan simpang susun tersebut, dia optimistis kemacetan di kawasan Semanggi dapat berkurang hingga 40 persen. (Baca: Kemenhub Ingin Kembangkan Transportasi Kanal dan MRT Jakarta)
Jokowi juga senang karena pembangunan simpang susun ini tidak menghilangkan nilai sejarah Jembatan Semanggi. "Ini akan jadi solusi kemacetan di titik ini selama bertahun-tahun," ujarnya.
Tak lupa, Jokowi melempar pujian kepada Wijaya Karya yang bergerak cepat menyelesaikan proyeknya. "Saya dengar penjelasan Menteri PU dan Gubernur DKI Jakarta. Saya acungkan jempol kepada Wika (Wijaya Karya) dengan cara cepat kerjanya," kata Presiden.
(Baca juga: Hitungan KPU Hampir Rampung: Ahok 43 Persen, Anies 40 Persen)
Setelah memberikan keterangan, Jokowi bersama Ahok meninjau perkembangan proyek MRT. Dua orang yang pernah menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini berada dalam satu mobil sedan kepresidenan RI 1 menuju Stasiun MRT Setiabudi.
Kedatangan Jokowi - Ahok pada pukul 11.05 WIB itu disambut oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, serta Direktur Jenderal Perkeretaapian Prasetyo Boeditjahjono.
Mereka lalu sama-sama menapaki anak tangga menuju peron Stasiun Setiabudi yang belum rampung. Jokowi, Ahok, serta William bahkan sempat masuk ke dalam salah satu terowongan di sisi barat Stasiun Setiabudi.
Di dalam terowongan, Ahok sempat terlihat menjelaskan beberapa hal kepada Jokowi. Namun, para wartawan tidak dapat mendengarkan pembicaraan tersebut.
(Baca juga: Soal Status Ahok, Mendagri Siap Mundur Bila Salah)
Usai meninjau terowongan, Jokowi menjelaskan bahwa saat ini terowongan MRT Jakarta telah tersambung seluruhnya. Sekadar informasi, pengeboran terowongan MRT dilakukan dari dua arah berlawanan secara bersamaan, yaitu dari Patung Pemuda di Senayan dan dari Bundaran Hotel Indonesia di Jalan M.H. Thamrin.
Jokowi menargetkan pada Maret 2019 mendatang moda transportasi bawah tanah tersebut sudah dapat berperasi. "Kami berharap jadwal dapat diikuti agar selesai tepat pada waktunya," kata Jokowi sebelum mengakhiri agenda blusukannya di jantung ibukota Jakarta, Kamis siang ini.
Kebersamaan Jokowi-Ahok ini mengundang perhatian lantaran adanya desakan kepada Presiden untuk menonaktifkan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Alasannya, Ahok saat ini menjadi tersangka kasus penodaan agama dan kasusnya tengah disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Menanggapi desakan tersebut, Jokowi dan pemerintah sempat meminta fatwa dari Mahkamah Agung.
(Baca juga: Temui Jokowi, Pemuda Muhammadiyah Minta Ahok Dinonaktifkan)
Sedangkan Ahok seakan tak peduli dengan desakan tersebut dan terlihat aktif menjalankan tugasnya. Selain bersama Jokowi meninjau proyek MRT dan Simpang Susun Semanggi, Ahok juga meresmikan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo di Jakarta Barat, Rabu kemarin (22/3).
Seperti diketahui, Ahok saat ini bersiap memasuki putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta sebagai calon gubernur. Berpasangan dengan calon Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat, berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, Ahok lolos putaran kedua bersama pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.