Kementerian Perindustrian tengah membangun prototipe kendaraan niaga multiguna yang ditargetkan rampung pada pada Agustus 2017. Kendaraan ini diharapkan dapat memudahkan aktivitas masyarakat pedesaan karena berfungsi sebagai alat angkut hasil pertanian dan perkebunan.
“Kendaraan pedesaan adalah wujud kemandirian industri nasional karena 100 persen komponennya dari dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Senin, 6 Februari 2017.
Airlangga menyatakan, pembangunan prototipe mobil pedesaan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan petani terhadap alat angkut yang laik jalan. “Jadi mobil ini didesain pergerakannya four wheel drive dan modelnya seperti pickup, roda empat dan bagian belakangnya bisa diubah-ubah sesuai aktivitasnya sehinggabisa membawa alat atau hasil pertanian,” paparnya.
(Baca juga: Turun pada 2016, Ekspor Mobil Tahun Ini Ditargetkan Tumbuh 7 Persen)
Untuk variannya, kata Airlangga, akan mengikuti kontur pedesaan masing-masing. “Sekarang sudah ada lima prototipe, sudah tes jalan 100 ribu kilometer, sudah uji emisi dan hasil nya lulus. Tetapi kami masih perbaiki desain dan kelengkapan dari kelima prototipe tersebut,” tuturnya.
Airlangga menjelaskan, pemerintah akan membuka kesempatan kepada siapapun yang ingin memproduksi prototipe mobil desa yang akan dibanderol sekitar Rp 60 juta per unit itu. “Rp 60 juta itu basis produk, nanti tinggal ditambah aksesorisnya. Desain yang dilakukan Kemenperin ini sifatnya open source, jadi produksi bisa di berbagai tempat termasuk di bengkel-bengkel desa,” katanya.
10 Mobil Terlaris Periode Januari-November 2016
Selain membangun prototipe, Kementerian Perindustrian juga akan menetapkan standar produk serta mentransfer teknologi kepada para peminat yang ingin membuat mobil desa tersebut. Bahkan, Airlangga optimistis, peluang pasar untuk kendaraan kecil ini masih cukup besar dengan segmen di bawah 1000 cc.
(Baca juga: Setelah Dua Tahun Turun, Penjualan Mobil 2016 Tumbuh 4,5 Persen)
Sementara Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan menyampaikan, mobil pedesaan ini akan dijadikan pengganti dari kendaraan angkut pertanian seperti grandong. “Selama ini, untuk mengangkut hasil pertanian, para petani membuat alat angkut rakitan dari mesin diesel. Karena buatan sendiri, grandong tidak memenuhi standar keamanan,” ujarnya.
Menurutnya, mobil pedesaan ini nantinya juga bisa difungsikan juga antara lain untuk mesin perontok padi,penggiling biji-bijian hingga mesin pengolah sampah. “Kalau banyak peternakan, maka yang diperlukan adalah untuk mengolah untuk jadi pupuk kandang,” tuturnya.
Putu mengatakan, jajarannya juga akan berupaya menggandeng beberapa pihak untuk terlibat dalam produksi mobil pedesaan, termasuk produsen otomotif di Indonesia. Kerja sama ini untuk memasok mesin bagi mobil pedesaan. “Kami lagi coba untuk kerja sama dengan Toyota dan Daihatsu, mereka kan jual kendaraan terbanyak, terutama komponen kritikal seperti mesin dan transmisi,” ujarnya.
(Baca juga: Mercedes Benz Mulai Rakit Sedan E-Class di Bogor)
Selain produsen otomotif, produksi mobil pedesaan juga akan melibatkan pemerintah daerah, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), universitas hingga pabrik perakitan lokal. “Pemda akan terlibat dalam merekomendasikan SMK mana yang bisa ikut terlibat dalam produksi mobil pedesaan. Sedangkan universitas akan terlibat dalam proses desain,” katanya.