Rencana pemerintah membangun Sistem Penyediaan Air Minun (SPAM) Umbulan di Jawa Timur, akhirnya segera terwujud. Proyek mangkrak sejak 43 tahun yang kini masuk dalam Proyek Stretegis Nasional ini berhasil mencapai kesepakatan finalisasi pembiayaan.
Dua lembaga keuangan negara, yaitu PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), menandatangani perjanjian pembiayaan sindikasi SPAM Umbulan senilai Rp 840 miliar pada Jumat ini (30/12). Dalam sindikasi ini, IIF menjadi mandated lead arranger dan bookrunner (MLAB) dengan pembiayaan sebesar Rp 550 miliar.
“Dengan pembiayaan ini Proyek (SPAM) Umbulan tahun 2017 sudah bisa go!” ujar Soekarwo, Gubernur Jawa Timur, saat penandatanganan perjanjian sindikasi pembiayaan tersebut di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Jumat (30/12). Acara ini turut disaksikan Menko Perekonomian, Darmin Nasution, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
(Baca: Dua Tahun, Target Proyek Air Minum Umbulan di Jawa Timur)
Selain dari dua lembaga keuangan tersebut, pemerintah pusat juga memberikan dukungannya terhadap proyek yang menelan investasi Rp 2,3 triliun ini. Dukungan itu berupa dana dukungan kelayakan proyek (Viability Gap Fund/VGF) sebesar Rp 818 miliar. Ada pula penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).
Seperti diketahui proyek SPAM Umbulan dikategorikan oleh Komite Perceoatan Infrastruktur Pengiriman (KPPIP) sebagai Proyek Strategis Nasional Dipercepat lewat peraturan Presiden No 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada awal 2019 dengan nilai investasi sebesad Rp 2,3 triliun.
SPAM Umbulan adalah proyek pertama di sektor air yang mendapatkan dukungan pemerintah dalam bentuk VGF. Proyek ini sebenarnya telah direncanakan sejak 43 tahun lalu. Tapi baru pada 2010 ditetapkan Bappenas dan Kementerian Pekerjaan Umum sebagai salah satu proyek dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dan benar-benar berjalan efektif perencanaan pengerjaannya sejak 2015 lalu.
(Baca: Tertunda 43 Tahun, Proyek Air Minum Umbulan Siap Dibangun)
Proyek ini dikerjakan oleh PT Meta Adhya Tirta Umbulan, yang merupakan konsorsium PT Medco Gas Indonesia dan PT Bangun Cipta Kontraktor. Skema proyeknya adalah Built Operate Transfer (BOT) dengan masa konsesi selama 25 tahun.
Dengan kapasitas produksi sebesar 4.000 liter air per detik, air baku dari Umbulan akan disalurkan ke lima Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Jawa Timur. Perinciannya, PDAM Surayabaya sebanyak 1.000 liter per detik, PDAM Kabupaten Pasuruan 410 liter per detik, PDAM Kota Pasuruan 110 liter per detik, PDAM Kota Sidoarjo 1.200 liter per detik, dan PDAM Kota Gresik 1.000 liter per detik. Jaringan pipa ke lima kota kabupaten ini merentang sepanjang 92,3 kilometer.
Direktur Utama PT SMI Emma Sri Martini mengatakan, proyek yang akan rampung pada awal 2019 ini kelak akan menghemat pengeluaran air bersih 1,3 juta warga masyarakat sebesar Rp 1,2 triliun per tahun. “SPAM Umbulan juga dapat menghemat biaya kesehatan sekitar Rp 100 miliar per tahun,” katanya.
(Baca: Pemerintah Targetkan Seluruh Masyarakat Terakses Air Minum di 2019)
Sedangkan Soekarwo mengatakan, setelah SPAM Umbulan beroperasi akan menambah 3,35 persen warga yang terakses air bersih di Jawa Timur. Jadi, totalnya ada 388 juta atau 80 persen warga Jawa Timur yang menikmati fasilitas air bersih.
Seperti diketahui, berdasarkan data statistik, pencapaian pemenuhan akses air minum hingga tahun 2015 baru sebesar 70,79 persen, yang terdiri daru 81,30 persen di perkotaan dan 60,58 persen di pedesaan. Presiden Joko Widodo menargetkan pemenuhan target air bersih hingga 100 persen pada 2019.
Jadi, masih diperlukan 27 juta sambungan rumah air bersih baru atau perlu pertumbuhan 7,2 persen akses konsumen baru per tahun. Karena itulah, selain SPAM Umbulan, pemerintah sedang mempercepat pengembangan proyek SPAM di Semarang Barat, Lampung, Jatiluhur, Mebidang, Maminasata, Jatigede, dan Wasusokas.