PT Kereta Api Indonesia (Persero) bekerja sama dengan PT Perumahan Nasional (Persero) untuk membangun hunian vertikal di areal sekitar stasiun kereta api. Kedua perusahaan baru saja menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU)
Sudah ada tiga lokasi stasiun yang akan dibangun proyek ini. "Ini yang pertama tiga lokasi, terus terang diharapkan bisa di tempat yang lain," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno usai acara peluncuran kartu 'Railpay' di Stasiun Juanda, Jakarta, Senin (18/12).
(Baca: Perumnas Bangun 3.179 Rumah Murah di Tiga Lokasi)
Ketiga lokasi tersebut adalah di sekitar lahan Stasiun Bogor, Stasiun Pondok Cina, dan Stasiun Tanjung Barat. Rini mendorong agar peletakan batu pertama (groundbreaking) bisa segera dilakukan. Bahkan dia pun memberikan target kepada KAI dan Perumnas untuk memulai konstruksi proyek ini pada kuartal I-2017.
Dia mengaku akan terus mendorong sinergi antara Kereta Api Indonesia (KAI) dan Perumahan Nasional (Perumnas). Terutama dalam penyediaan hunian untuk masyarakat. Dia berharap, lahan-lahan yang dimiliki KAI di sekitar stasiun bisa lebih produktif. Lahan ini bisa digunakan untuk pembangunan tempat tinggal serta parkir mobil dan motor, sehingga memudahkan masyarakat menuju tempat kerjanya.
Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo menyatakan akan segera menjalankan pembangunan proyek tersebut dalam waktu dekat. Setelah penandatanganan MoU, Perumnas dan KAI akan membereskan semua izin-izin yang diperlukan. Selanjutnya kedua BUMN ini akan menyelesaikan desain proyek secara keseluruhan.
"Mudahan dalam waktu empat bulan bisa. Secepatnya kami selesaikan. Tadi Ibu Menteri (Rini Soemarno) minta Februari 2017 bisa dimulai," kata Bambang.
Proyek hunian ini dibangun di sekitar stasiun kereta api, agar memudahkan masyarakat mencapai moda transportasi masal tersebut. Sehingga bisa lebih cepat sampai ke tempat kerjanya atau ke tempat tujuan lainnya.
(Baca: Pemerintah Percepat Penambahan 11 Ribu Unit Rusun Baru)
Total tempat tinggal yang akan terbangun di tiga lokasi ini diperkirakan mencapai 5.000 unit. Di Stasiun Bogor, total lahan yang digunakan untuk proyek hunian ini mencapai 4,2 hektare. Sedangkan di Stasiun Pondok Cina dan Tanjung Barat, masing-masing 1 hektare.
Proyek yang akan dibangun di tiga lokasi ini tidak hanya ditujukan untuk hunian masyarakat saja. Setidaknya ada dua lantai di bangunan tersebut digunakan untuk bisnis dan komersial, tapi tidak seperti pusat perbelanjaan (mall). Di lantai paling atas (rooftop) akan digunakan sebagai tempat bersantai.
Dia belum bisa menyebutkan nilai investasi proyek ini secara pasti. Namun, diperkirakan kebutuhan untuk konstruksinya mencapai Rp 2 triliun. Sedangkan lahannya sudah tersedia dari KAI.
(Baca: KAI dan Perumnas Bangun Rusunami di Areal Stasiun)
Untuk diketahui, pembangunan apartemen atau rumah susun di areal stasiun ini sudah diwacanakan pada 2012. Direktur Utama KAI saat itu, Ignasius Jonan. Namun, rencana ini belum berjalan, karena status tanahnya masih menjadi milik Kementerian Perhubungan.
Padahal saat itu KAI dan Perumnas sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman untuk pembangunan rusunami dekat stasiun. Untuk tahap awal dimulai dari Stasiun Tanjung Barat, seluas 1,1 juta hektare.