Konsorsium perusahaan Korea Selatan berencana mengembangkan energi terbarukan di Tanah Air. Mereka akan menggarap proyek pengelolaan sampah menjadi energi (waste-to-energy) pertama di Indonesia.
Konsorsium Korea ini terdiri dari tiga perusahaan, yakni Korea Development Bank/KDB, KORBI dan GS E&C. Mereka akan bekerja sama dengan perusahaan lokal PT NW Abadi dalam pembangunan proyek ini di Bekasi. Nilai investasinya mencapai US$ 120 juta atau lebih dari Rp 1,5 triliun.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan kantor perwakilan (IIPC) Seoul dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul memfasilitasi kerja sama tersebut. Pekan lalu para perusahaan menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama di Seoul, Korea Selatan.
(Baca: Pengusaha Desak Pemerintah Beri Insentif Energi Terbarukan)
Wakil Duta Besar RI di Seoul Cecep Herawan berharap kerja sama ini mampu memenuhi kebutuhan Indonesia akan investasi di bidang energi terbarukan yang berdampak positif terhadap lingkungan. “Isu lingkungan dan energi terbarukan memiliki peran vital yang dapat menentukan maju dan suksesnya pembangunan suatu negara,” ujar Cecep dalam keterangannya, Kamis (15/12).
Pejabat Promosi Investasi BKPM (IIPC) Seoul Imam Soejoedi menambahkan investasi energi terbarukan, khususnya pengelolaan sampah, merupakan prioritas target investasi dari Korea Selatan. Investasi ini mendukung program Kepala BKPM untuk fokus mendorong investasi yang humanis dan memberikan nilai tambah bagi perekonomian serta masyarakat secara langsung.
“KBRI dan perwakilan BKPM di Seoul akan terus mengawal agar proyek ini dapat diimplementasikan secepatnya,” kata Imam. KDB Bank pun menyampaikan komitmennya untuk berinvestasi di bidang infrastruktur & energi terbarukan di Indonesia, khususnya pengolahan sampah menjadi energi.
Sementara itu, PT NW Abadi yang diwakili oleh Teddy Sujarwanto mengatakan proyek ini akan menjadi satu-satunya pengolahan sampah pertama di Indonesia dengan teknologi ramah lingkungan. Dia mengaku NW Abadi telah menemukan teknologi thermal ramah lingkungan yang akan diterapkan dalam proyek ini. Limbah sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bekasi, Jawa Barat, akan diolah menjadi energi listrik.
(Baca: Tiga Strategi Menteri ESDM Ciptakan Energi Ramah Lingkungan)
Dalam kerja sama ini, NW Abadi akan bertanggung jawab dalam hal integrasi sistem dan teknologi pengolahan limbah. Sementara konsorsium Korea akan memfasilitasi pembiayaan proyek ini. NW Abadi merupakan pemilik konsesi/pemenang lelang untuk proyek pengelolaan sampah menjadi energi yang diperkirakan akan menghasilkan listrik sebesar 34,6 megawatt (MW).
Sekadar informasi, realisasi investasi Korea Selatan di Indonesia sepanjang Januari-September 2016 mencapai 1.944 proyek senilai US$ 743 juta. Nilai investasinya menduduki peringkat delapan dari seluruh investasi asing yang masuk ke Indonesia.
Pada periode ini investasi Korea Selatan naik 13,4 persen dibandingkan tiga triwulan pertama di 2015. Realisasi investasi Korea Selatan sepanjang Januari-September tahun ini telah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 960.041 orang.