Tahun ini, puncak panen sawit Indonesia terjadi pada bulan September dan Oktober. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan, produksi minyak sawit naik 6,5 persen dari 3,33 juta ton pada September menjadi 3,55 juta ton pada Oktober 2016.
“Setelah itu, produksi minyak sawit Indonesia pada November diperkirakan akan mulai menurun karena faktor musiman,”kata Direktur Eksekutif Gapki Fadhil Hasan, Rabu, 14 Desember 2016.
Sementara, ekspor minyak sawit dan turunannya, termasuk biodiesel dan oleochemical pada Oktober melonjak 34 persen dari 1,89 juta ton pada September menjadi 2,54 juta ton pada Oktober. (Baca juga: Berau Dikembangkan sebagai Kawasan Industri Sawit Ramah Lingkungan)
Dengan tingginya lonjakan ekspor tersebut, maka stok minyak sawit di Indonesia tak banyak berubah. Pada Oktober 2016, stok minyak sawit tercatat sebanyak 2,18 juta ton. Angka ini menunjukkan kenaikan yang sangat tipis yaitu 0,4 persen dibandingkan September lalu, dimana stok berada pada posisi 2,17 juta ton.
Fadhil juga menyebut bahwa ekspor minyak sawit Indonesia terkerek oleh naiknya permintaan dari hampir semua negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia. “Para traders mengambil kesempatan untuk membeli di saat harga sedang melemah,”tuturnya.
Secara prosentase, ekspor ke negara-negara Timur Tengah, Afrika dan Bangladesh meningkat sangat signifikan, di mana masing-masing membukukan kenaikan 147, 154 dan 117 persen.
10 Negara Pengekspor Minyak Sawit Dunia
Sementara kenaikan yang cukup signifikan yakni 75,5 persen secara volume dibukukan negara-negara Uni Eropa menjadi sebesar 163,57 ribu ton. Kenaikan permintaan juga terjadi di Cina dari 239,42 ribu ton menjadi 316,45 ribu ton (32 persen). Begitu juga India yang mencatatkan kenaikan 32 persen dari 462,23 ribu ton menjadi 608,51 ribu ton.
Dari industri biodiesel, data yang berhasil dikumpulkan GAPKI menunjukkan serapan biodiesel pada Oktober naik 10 persen menjadi 283 ribu kiloliter. Sementara itu, ekspor biodiesel pada Oktober tercatat 97 ribu kiloliter. (Baca juga: Ke India, Jokowi Tawarkan Investasi dan Diversifikasi Perdagangan)
Harga CPO sepanjang bulan Oktober bergerak di kisaran US$ 690 – US$ 755 per metrik ton, dengan harga rata-rata sebesar US$ 722 per metrik ton. Sementara itu harga sepanjang November bergerak di kisaran US$ 722.5 – US$ 780 per metrik ton.
Gapki memperkirakan harga CPO global sepanjang Desember akan bergerak di kisaran US$ 750 - 800 per metrik ton. “Prospek kenaikan harga diperkirakan masih akan terjadi karena jelang hari raya Natal dan Tahun Baru,”kata Fadhil.