Pertemuan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti dengan investor Rusia beberapa waktu lalu membuahkan hasil. Salah satu perusahaan telah menyatakan minatnya untuk membangun fasilitas pengolahan dan penyimpanan hasil perikanan (cold storage) di dalam negeri.
Fasilitas ini akan dibangun di 10 lokasi berbeda di Indonesia, dengan total investasi sekitar Rp 1,5 triliun hingga Rp 2 triliun. "Itu untuk satu perusahaan Blackspace," ujar Susi saat ditemui dalam acara Forum BUMN 2016, Di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (3/11).
(Baca: Empat Perusahaan Besar Rusia Sampaikan Minat Investasi ke Jokowi)
Sekadar informasi Blackspace merupakan perusahaan yang utamanya bergerak dalam bidang pertambangan dan sumber daya alam. Perusahaan ini telah memiliki tambang batu bara di Kalimantan Tengah, baoksit di Kalimantan Barat, nikel di Kabaena dan Sulawesi Tenggara, serta mangan di Nusa Tenggara Timur.
Blackspace juga telah memulai pembangunan jalur rel kereta api di Kalimantan Tengah sepanjang 500 kilometer. rel kereta ini akan digunakan untuk melayani kebutuhan transportasi dan logistik perusahaan, khususnya pengangkutan batubara dari lokasi pertambangan sampai ke pelabuhan.
Hingga kini Blackspace telah menanamkan investasi di berbagai sektor di Indonesia senilai US$ 250 juta. Rencananya dalam lima tahun ke depan, perusahaan ini akan menambah nilai investasinya hingga US$ 2,5 miliar. (Baca: Susi Usulkan Penerbangan dari Pulau Terluar ke Rusia)
Kali ini Blackspace memperluas investasi di sektor maritim dengan membangun fasilitas penyimpanan ikan atau cold storage. Namun, Susi tidak menjelaskan lebih rinci, di mana saja 10 lokasi investasi Blackspace.
Menurut Susi, sudah banyak investor asing lainnya yang telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi pengolahan ikan di Indonesia. "Swasta nasional juga sudah banyak yang bergerak," ujarnya.
Dengan banyaknya minat tersebut, Susi mengklaim, berbagai pihak telah sadar bahwa investasi di sektor perikanan ini cukup menjanjikan. Dia mencatat dalam dua tahun terakhih, realisasi investasi di sektor perikanan mengalami peningkatan. Pada 2014 nilainya baru Rp 3,22 triliun, meningkat pada 2015 menjadi Rp 4,43 triliun.
(Baca: Pemerintah Targetkan Industri Perikanan Jadi Nomor 1 di Asia)
Tidak mau ketinggalan, Susi juga mengatakan, bahwa pemerintah melalui Kementeriannya juga sudah mulai menananamkan investasi pengolahan produk perikanan ini. Dirinya menjelaskan, pemerintah akan membangun sejumlah tempat pengolahan perikanan di 15 pulau di Indonesia. Investasi ini sendiri pun berupa investasi pribadi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Susi pun meminta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendukung dan berperan dalam pembangunan industri perikanan. Pembangunan yang dilakukan BUMN harus bisa sinergi dengan program pemerintah. Misalnya dengan pembangunan infrastruktur berupa terminal kontainer dan hal-hal pendukung yang bisa diberikan pelabuhan untuk bisa meningkatkan konektivitas antar pulau.
"Kami membangun pabrik tepung ikan, cold storage. Pelindo membeli dari Papua, Natuna, untuk didistribuskan ke Pantai Utara Jawa (Pantura), ke wilayah-wilayah yang dulu dikuasai ilegal fishing," ujarnya. (Baca: Jokowi: Indonesia Rugi Rp 260 Triliun Akibat Pencurian Ikan)
Susi pun menekankan pentingnya ketersediaan listrik untuk mendukung tempat pengolahan dan pembekuan hasil laut. Makanya peran PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) juga penting untuk mendukung industri perikanan ini dapat tumbuh dan berkembang.