Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan industri kimia, tekstil, dan aneka (IKTA) bertumbuh besar dalam dua tahun terakhir. Pada 2015 dan tahun ini, jumlah industri tersebut bertambah 890 unit dengan investasi mencapai Rp 235,5 triliun.
Angka tersebut tercatat lebih besar dibandingkan investasi sektor logam, mesin, alat transportasi, dan elektronika yang hanya mencapai Rp 75,1 triliun. Adapun sektor industri agro cuma memiliki realisasi investasi Rp 72,4 triliun.
“Itu berasal dari penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri,” kata Airlangga saat pemaparan capaian dua tahun pemerintahan Presiden Jokowi di Bina Graha, Jakarta, Selasa, 25 Oktober 2016. (Baca juga: Impor Pakaian Bekas Ilegal Melonjak).
Dari sisi serapan tenaga kerja, sektor IKTA juga menyerap 378 ribu orang. Sedangkan sektor industri berteknologi tinggi memberdayakan 86 ribu tenaga kerja. Adapun industri agro mempekerjakan 22 ribu orang. (Baca: Jaga Konsumsi, Pemerintah Perlu Dorong UMKM dan Proyek Padat Karya).
Ini jumlah cukup besar mengingat dia padat karya,” katanya.
Sementara itu, ada 23 perusahaan pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter yang menjalankan 25 proyek di 17 kabupaten dan kota di sembilan provinsi. Mereka bergerak mulai dari stainless steel, pig iron, dan sponge iron.Yang paling besar adalah feronikel. Airlangga menyebutkan nilai investasi 23 perusahaan tersebut tidak kurang dari US$ 12,2 miliar.
Untuk industri kecil dan menengah, Airlangga menyatakan jumlah sektor ini pada tahun lalu mencapai 3,6 juta unit, atau naik 4,7 persen dari 2014. Kementerian Perindustrian telah membina 1.993 sentra industri kecil menengah sepanjang 2015 hingga 2016. Adapun calon wirausaha yang telah dibina sebanyak 12.687 orang.
Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mencatat kenaikan pertumbuhan industri ini tidak lepas dari realisasi investasi yang juga besar tiap tahunnya. Pada 2013, realisasi investasi mencapai Rp 399 triliun, sedangkan pada 2015 sebesar Rp 545 triliun.
“Rencana investasi tetap kami perhatikan mengingat dua hingga tiga tahun ke depan kita akan mengalami akselerasi,” katanya. (Lihat pula: Dunia Usaha Sebut Paket Kebijakan Ekonomi Belum Efektif).