KATADATA - Tingginya harga pangan membuat inflasi bulan lalu cukup tinggi, 0,51 persen. Kenaikan harga pangan, satu di antaranya, disebabkan oleh rantai pasokan dari petani atau produsen ke konsumen terlalu panjang. Untuk mengatasinya, pemerintah akan memangkas rantai distribusi tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan strategi yang akan dipakai yakni dengan melibatkan Badan Usaha Milik Negara. “Akan ada BUMN yang ditugaskan untuk melakukan distribusi. Selain Bulog,” kata Darmin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa, 9 Februari 2016.
Menurutnya, Perum Bulog telah memegang peranan atas banyak komoditas pangan. Karena itu, sebagian tugas distribusi akan diserahkan kepada BUMN perdagangan lain, misalnya untuk bawang. Bulog diharapkan terus berfokus untuk menyalurkan hasil pangan yang telah menjadi kewajibannya seperti Beras, jagung, dan kedelai.
Namun, Darmin belum menyebutkan perusahaan yang akan ditugaskan. Sebab, pembahasan rencana ini belum rampung. “Tadi sebenarnya ada yang sudah disampaikan Menteri BUMN, tapi belum kami tuntaskan,” ujar Darmin. (Baca: Logistik dan Pasokan Membaik, BI Perkirakan Inflasi Februari Rendah).
Yang pasti, penugasan ini hanya sebatas pada perdagangan produk pangan. Sedangkan dalam proses penanaman, perusahaan tersebut tidak akan turut campur. Oleh karena itu, Darmin meminta Kementerian BUMN menyiapkannya dengan matang.
Selain untuk menekan harga, pemerintah mencari solusi lain dalam melindungi petani agar harga jual hasil pertanian tidak terlalu rendah. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan sudah menyiapkan strategi khusus untuk melindungi petani bawang. “Importir kami bawa langsung ke lapangan. Kontrak langsung dengan petaninya,” ujar Amran saat ditemui di tempat yang sama. (Baca juga: Margin Jumbo Pedagang Berperan Melambungkan Harga Pangan).
Menurut dia, dengan membawa langsung importir ke lapangan akan membuat petani bisa menjual bawangnya dengan harga yang wajar. Saat ini sudah ada perusahaan yang berkontrak dengan petani bawang untuk membeli produksi mereka dengan harga cukup baik, Rp 10 sampai 12 ribu per kilogram. Angka tersebut di atas rata-rata harga jual petani saat ini sekitar Rp 5 ribu per kilogram.
Untuk diketahui, rapat yang dipimpin oleh Darmin ini membahas strategi pemerintah untuk memutus rantai pasokan yang terlalu panjang. Tujuannya agar harga pangan kembali stabil. Rapat koordinasi dihadiri oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara, Menteri Keuangan, Kepala Badan Perencanaan Pembangumam Nasional, Perum Bulog, Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, dan Kepala Badan Pusat Statistika.