KATADATA - PT. Pertamina menyerahkan pengelolaan Bandar Udara Pondok Cabe ke PT. Garuda Indonesia. Hal ini dinyatakan dalam penandatanganan Head of Agreeement (HoA) antara Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo di Kementerian BUMN, Jakarta, hari ini.
Dwi mengatakan langkah tersebut merupakan bentuk sinergi badan usaha negara sesuai keinginan pemerintah. “Direncanakan dalam waktu dekat, yaitu pada 2016, Garuda akan menggunakan lapangan udara Pondok Cabe milik Pertamina,” kata Dwi dalam sambutannya di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 30 November 2015.
Lapangan udara Pondok Cabe memiliki luas 170 hektare dengan panjang 2.200 meter. Saat ini, kata Dwi, fasilitas penerbangan tersebut sedang dilakukan proses pengaspalan ulang pada landasan pacu.
Sementara itu, kapasitas parkir tempat tersebut mampu menampung 20 pesawat dari berbagai tipe dan menyediakan slot untuk penerbangan komersial sebanyak 30 penerbangan per hari. Dengan kerja sama ini, Dwi berharap ada potensi tambahan penerimaan bagi Pertamina sekitar Rp 40 sampai 50 miliar rupiah per tahun.
Selain pemanfaatan lapangan udara, kerja sama juga mencakup penjualan avtur untuk pesawat Garuda Group. Ada pula penjualan produk Bahan Bakar Minyak, pelumas, dan biofuel untuk operasional Garuda group dengan harga yang kompetitif. Di samping itu, Pertamina dapat menggunakan jasa transportasi udara untuk penumpang dan kargo serta jasa lainnya.
Arif Wibowo mengatakan kerja sama ini sangat penting mengingat Garuda membutuhkan pengembangan bandara untuk memenuhi pasar domestik. Armada Garuda sampai akhir tahun ini akan mencapai 190 pesawat. Jumlah tersebut terus bertambah pada tahun depan sebanyak 23 armada. Bandara milik Pertamina ini sangat cocok untuk pesawat ATR 72600.
Dari sisi komersial, kata Arif, Pondok Cabe sudah memenuhi syarat untuk pengembangan komersial. Rencananya, penerbangan ke delapan kota akan diberangkatkan dari Pondok Cabe. Kota tujuan tersebut yaitu Lumbuk Linggau, Pangkalan Bun, Palembang, Tanjung Karang, Semarang, Ketapang, dan Jogja. “Kami lihat kemungkinan besar untuk wilayah Cilacap,” katanya.
Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan kerja sama tersebut sangat penting. Dengan bisnis utama di minyak dan gas bumi, maka masuknya Garuda akan membuat Pertamina bisa berfokus ke bisnis utamanya tersebut. Adapun bandara lebih baik diserahkan kepada pihak yang lebih ahli.
“Mengapa dorong sinergi ini, karena Pertamina bisnisnya bukan di aviasi, tapi oil and gas. Saya ingin tekankan fokus hal-hal yang punya kemampuan di bidang itu,” ujar Rini.