Disuruh Beli Saham Freeport, Antam Tidak Punya Dana

KATADATA | Arief Kamaludin
Aneka Tambang kesulitan untuk membeli saham divestasi Freeport Indonesia lantaran tidak memiliki pendanaan.
29/1/2015, 15.43 WIB

Analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menuturkan, modal Antam belum mencukupi untuk membeli 10,64 persen saham Freeport dengan harga yang mencapai Rp 24 triliun. Apalagi kondisi keuangan Antam masih tertekan karena harga komoditas turun, dan larangan ekspor sebab belum membangun smelter.

?Antam saja keberatan ambil alih saham PT Newmont Nusa Tenggara 8 persen pada 2011 lalu,? kata dia. Menurut Kiswoyo, pengambilalihan tersebut hanya bisa dilakukan oleh pemerintah menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Hal yang sama disampaikan Kepala Riset Universal Broker Satrio Utomo. Menurut dia, Antam baru bisa mengambil alih saham kontrak karya asing itu setelah smelternya beroperasi. Dengan begitu pendapatan perusahaan akan membaik seiring dengan diperbolehkannya perusahaan untuk ekspor.

?Menurut saya kalau bukan akhir tahun ya awal 2016, karena smelter kan baru beroperasi. Target pembangunannya selesai tahun ini,? tutur dia.

Berdasarkan lapporan keuangan, hingga kuartal III-2014, perseroan membukukan rugi bersih Rp 563,9 miliar. Rugi bersih tersebut disebabkan turunnya penjualan hingga 34 persen menjadi Rp 5,8 triliun dibandingkan periode yang sama pada 2013.

Turunnya pendapatan tersebut akibat tertekan harga komoditas di pasar internasional yang melorot. Hal ini menyebabkan margin keuangan Antam pun tertekan. Pada 2013, rasio laba bersih terhadap penjualan atau net income margin perseroan hanya 3,63 kali. Ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 28,64 kali.

Begitu pula dengan rasio laba terhadap aset atau return on asset (RoA) Antam yang hanya sebesar 1,97 kali. Ini turun drastis dibandingkan RoA pada 2012 yang mencapai 17,15 kali. 

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati