KATADATA ? Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi optimistis Indonesia akan menjadi salah satu negara produsen otomotif terbesar dunia. Hal ini dibuktikan dengan semakin besarnya nilai ekspor produk otomotif Indonesia.
Pada lima tahun lalu, sektor ini hanya menyumbang ekspor senilai US$ 500 ribu. Namun tahun ini nilainya sudah mencapai US$ 4,5 miliar, sehingga bisa masuk dalam 10 besar negara produsen otomotif terbesar dunia.
?Tiga tahun mendatang (bisa) menjadi tiga besar dunia dan produksinya lebih dari US$ 10 miliar. Ini membuktikan Indonesia sebagai negara yang banyak menjual barang setengah jadi menjadi barang jadi, bahkan menjadi negara industri,? kata Lutfi seusai pembukaan TEI 2014 di JIExpo, Jakarta, Rabu (8/10).
(Baca: Program LCGC Perbaiki Neraca Perdagangan RI)
Ekspor otomotif ini sebagai substitusi dari menurunnya produk ekspor andalan Indonesia. Selama ini Indonesia mengandalkan produk komoditas, yang harganya tengah turun dalam beberapa waktu terakhir.
?Harga batubara dalam dua bulan terakhir hilang tujuh persen. harga komoditas kelapa sawit, awal tahun US$ 970 per ton sekarang hanya US$ 720,? tuturnya. (Baca: Proyek Ambisius Mitsubishi)
Hal ini pula yang menyebabkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) merevisi target ekspor tahun ini sebesar 5 persen. Awalnya, Kementerian menargetkan nilai ekspor Indonesia pada 2014 sebesar US$ 190 miliar. Namun karena turunnya harga komoditas di pasar dunia membuat target ekspor diturunkan menjadi US$ 180,5 miliar.
(Baca: Gaikindo: Program Mobil Murah Dihapus Impor Bakal Naik)
Menurut Lutfi, dengan menggenjot ekspor produk otomotif Indonesia dapat mengurangi tekanan defisit neraca perdagangan.
Sementara itu, dalam perhelatan Trade Expo Indonesia 2014, Kemendag menargetkan nilai transaksi mencapai US$ 800 juta atau sekitar 9,8 triliun. ?Tumbuh 10 persen dari tahun lalu sebesar US$ 662 juta,? kata Lutfi.
(Baca: Revisi Target Ekspor Agar Pemerintah Baru Lebih Realistis)