Pandemi corona telah memukul kinerja berbagai industri di dalam negeri. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani memperkirakan rata-rata industri hanya mampu bertahan tiga sampai lima bulan dengan kondisi seperti sekarang.
Rosan mengatakan, berbagai industri mengalami penurunan tajam permintaan dan pasokan bahan baku. "Ini mereka tiga sampai lima bulan lagi bisa bertahan, tergantung industri masing-masing," kata dia dalam acara peluncuran pusat informasi corona Kumparan, Minggu (19/4).
Ia memperkirakan industri perhotelan -- sebagai salah satu industri yang terpukul paling parah oleh corona -- hanya akan bertahan hingga Juni 2020. Hingga saat ini saja, sudah ada 1.650 hotel yang melaporkan tutup karena terdampak corona. "Masih banyak juga hotel yang tidak melapor," ujarnya.
(Baca: Kadin: Sektor Pariwisata Paling Terdampak Corona, Ribuan Hotel Tutup)
Dengan kondisi ini, Rosan mengusulkan agar pemerintah menambah anggaran untuk penanganan corona menjadi Rp 1.600 triliun, empat kali lipat dari alokasi saat ini. Dari jumlah tersebut, Rp 600 triliun diusulkan sebagai stimulus bagi industri padat karya, industri strategis, dan UMKM.
Kemudian, sebanyak Rp 600 triliun digunakan untuk jaring pengaman sosial. Sedangkan Rp 400 triliun sisanya untuk dana kesehatan.
Usulan penambahan anggaran penanganan corona dengan melihat kebijakan anggaran di negara lain. Indonesia baru menganggarkan dana Rp 405,1 triliun atau sebesar 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sedangkan banyak negara lain menganggarkan 10%-20% dari PDB.
(Baca: Kemenaker Catat 1,9 Juta Pekerja Kena PHK & Dirumahkan, Terbanyak DKI)
Rosan mencontohkan dana penanganan corona di Malaysia mencapai 18,7% dari PDB, Jepang 19,9% dari PDB, Singapura 12% dari PDB, Amerika Serikat 11% dari PDB, dan Jerman 20% dari PDB.
“Stimulus pemerintah harus segera masuk dalam jumlah yang besar dan cepat. Itu kuncinya. kalau tidak, ini akan terjadi perumahan dan PHK yang segera bisa terjadi,” kata dia.