Pabrik-pabrik dan fasilitas industri, terutama yang melibatkan banyak pekerja dapat menjadi lokasi penularan virus corona. Presiden Joko Widodo pun secara spesifik meminta jajarannya untuk mengawasi lima klaster untuk mencegah gelombang kedua penularan Covid-19.
Kelima klaster tersebut adalah klaster pekerja migran, klaster jemaah tabligh, klaster Gowa di Sulawesi Selatan, klaster rembesan pemudik, dan klaster industri. "Ini perlu betul-betul dimonitor secara baik," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference, Senin (4/5).
(Baca: Jokowi Awasi Lima Klaster untuk Cegah Gelombang Kedua Corona di RI)
Di Indonesia, beberapa fasilitas industri telah teridentifikasi sebagai klaster penularan virus corona. Berikut di antaranya:
1. Klaster Sampoerna
Klaster ini berpusat di pabrik rokok Sampoerna yang berdaa di Rungkut, Surabaya, Jawa Timur. Kasus ini bermula saat dua pegawai Sampoerna yang meninggal dunia pada 18 April 2020 lalu diketahui positif Covid-19.
Dua orang karyawan itu sebelumnya berstatus pasien dalam pengawasan atau PDP. Masalahnya, dua orang yang seharusnya diisolasi itu ternyata diketahui masih bekerja sebelum meninggal dunia. "Sebetulnya dia saat itu status sudah PDP. Tapi dia kerja, jadinya menularkan," kata Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Kamis (30/4) lalu.
(Baca: Ada Klaster Sampoerna, Tambahan Kasus Corona Jawa Timur Salip Jakarta)
Petugas kemudian melakukan rapid test terhadap 500 pegawai pabrik. Di antara mereka, 100 orang yang hasil tesnya positif harus menjalani tes swab untuk memastikan kondisinya. Pabrik pun ditutup untuk sementara.
Pada Minggu, 3 Mei 2020, kemarin, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengumumkan hasil tes swab gelombang kedua yang dilakukan di pabrik tersebut. "Sabtu tengah malam kami dapat hasil swab, hasilnya 29 pegawai positif Covid-19," ujarnya. Sedangkan pada tes swab gelombang pertama, 34 pasien dinyatakan positif.
Pemerintah daerah bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terus melacak kontak para pegawai positif. Petugas juga telah menyemprotkan disinfektan ke rumah-rumah pegawai Sampoerna.
2. PT Freeport Indonesia (PTFI)
Sebanyak 51 orang karyawan Freeport di Mimika, Papua, terkonfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah itu, 41 orang melakukan isolasi mandiri dan Sembilan sisanya dirawat di Rumah Sakit Tembagapura.
Freeport pun berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Mimika, Pemerintah Kabupaten Mimika, dan Pemerintah Pusat.
“Dari pelacakan (tracking) dan pengawasan (surveillance) melalui rapid test dan PCR test yang kami lakukan, telah mampu dengan cepat mengindentifikasi kasus-kasus baru yang memberikan optimisme dari segala upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ujar Firdy Permana, Public Health Manager dari International SOS selaku mitra Freeport dalam penanganan kesehatan karyawan PTFI.
Freeport juga menambah pasokan alat-alat medis seperti alat perlindungan diri dan ventilator, serta menyiapkan ruang karantina dan isolasi di rumah sakit dan klinik. Sejumlah barak karyawan yang direlokasi menjadi area monitoring selama masa pandemi.
Bagaimanapun, kegiatan operasional PTFI hingga saat ini tetap berjalan dengan memaksimalkan physical distancing. Hal ini demi menjaga agar bahan baku industri tetap tersedia, dan area tambang tetap produktif.
“Meski demikian, kami memastikan bahwa keamanan dan kesehatan karyawan adalah prioritas utama kami,” kata Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama dalam keterangan resmi, Sabtu (2/5) lalu.
3. PT Denso Indonesia
Pabrik komponen otomotif PT Denso Indonesia beserta satu pabrik industri lain di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat ditutup sementara guna mencegah penyebaran virus. Sejumlah buruh kedua pabrik ini diketahui positif terpapar virus corona.
"Penutupan bersifat sementara untuk mencegah penyebaran virus di area pabrik itu," kata Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Bekasi Alamsyah, Senin (4/5).
(Baca: Buruh Terpapar Covid-19, Denso dan 1 Pabrik di Bekasi Tutup Sementara )
Pabrik Denso Indonesia yang berada di Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat ditutup setelah ketua serikat pekerja di perusahaan tersebut meninggal dunia akibat virus corona dua pekan yang lalu. "Secara otomatis tutup operasional selama 14 hari ke depan, karyawan sementara dirumahkan," ujar Alamsyah.
Sementara penutupan pabrik kedua yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang Utara dikarenakan tiga orang buruh terdeteksi positif terinfeksi virus corona usai menjalani rapid test. Oleh karena itu, pabrik secara otomatis ditutup sampai hasil tes polymerase chain reaction (PCR) ketiganya keluar.
Penutupan sementara kedua pabrik ini bertujuan untuk mensterilkan kawasan tempat para buruh bekerja demi menghindari penularan virus corona.
4. PT Masterindo Jaya Abadi
Di Bandung, Dinas Perdagangan dan Perindustrian meminta pabrik pakaian PT Masterindo Jaya Abadi untuk menghentikan sementara operasionalnya karena seorang pegawainya terindikasi positif Covid-19.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Elly Wasliah mengatakan pihaknya juga meminta perusahaan tersebut untuk merumahkan pegawai tanpa melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
(Baca: Kasus Positif Corona RI Capai 11.192, Pasien Sembuh 1.876 Orang)
"Kami sudah koordinasi tadi dan mereka minta waktu satu hari untuk melakukan penjelasan pada pelanggan dan karyawan, Selasa (5/5) tutup," kata Elly di Bandung, Jawa Barat, Senin (4/5).
Elly menyampaikan seorang yang positif tersebut termasuk ke dalam kluster Gereja Bethel Indonesia (GBI) Lembang. Pegawai itu, kata dia, bekerja di bagian administrasi perusahaan. "Pegawai positif ini klaster GBI di Lembang itu di bagian administrasi bukan produksi," kata dia.
Mengenai kasus ini, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kemenperin untuk menentukan jangka waktu penutupan pabrik. Sebab hingga saat ini, kata dia, kasus tersebut merupakan yang pertama kali terjadi di pabrik Kota Bandung.