Nissan Motor Co. Ltd, resmi menutup pabrik perakitan mereka di Indonesia. Produsen otomotif terbesar kedua di Jepang itu akan menjadikan Thailand sebagai basis produksi tunggalnya di Asia Tenggara.
Selain di Indonesia, Nissan juga menutup pabrik perakitan di Barcelona, Spanyol. Selanjutnya, pabrik Nissan di Sunderland, Inggris, akan menjadi basis produksi untuk Eropa.
Kepala Eksekutif Nissan, Makoto Uchida, mengatakan bahwa keputusan ini diambilnya untuk memastikan pertumbuhan yang stabil, setelah industri otomotif dunia dihempas pandemi corona.
“Kami sekarang akan berkonsentrasi pada kompetensi inti kami dan meningkatkan kualitas bisnis kami, sambil mempertahankan disiplin keuangan dan fokus pada pendapatan bersih per unit untuk mencapai profitabilitas,” kata Uchida dalam keterangan resmi yang diunggah di situs Nissan Global pada Kamis (28/5).
(Baca: Babak Belur Industri Otomotif Dihantam Pandemi Corona)
Dalam pengumuman restrukturisasi itu, Nissan mengumumkan rencana kerja empat tahun perusahaan. Nissan menargetkan stabilitas keuangan dan profitabilitas pada akhir tahun fiskal 2023.
Sebagai bagian dari rencana itu, Nissan akan merampingkan operasi yang tidak menguntungkan, serta melakukan reformasi struktural. Perusahaan juga akan mengurangi biaya tetap dengan merasionalisasi kapasitas produksi, serta jajaran produk dan pengeluaran global.
Melalui manajemen yang disiplin, perusahaan akan memprioritaskan dan berinvestasi dalam bisnis yang diharapkan dapat menjanjikan pemulihan dan pertumbuhan berkelanjutan.
Dengan menerapkan rencana tersebut, Nissan menargetkan margin laba operasi 5% dan pangsa pasar global sebesar 6% pada akhir tahun fiskal 2023, termasuk kontribusi proporsional dari 50 persen usaha patungan di Tiongkok. “Ini bertepatan dengan pemulihan budaya yang didefinisikan oleh ‘Nissan-nes’ untuk era baru."
(Baca: Terpukul Dampak Covid-19, Penjualan Mobil Maret 2020 Anjlok 15%)
Perusahaan menjelaskan bahwa rencana empat tahun difokuskan pada dua bidang strategis. Yang pertama, mempertahankan reputasi Nissan untuk inovasi, kualitas dan fokus pada pelanggan. Selain itu, Nissan akan menjamin transformasi budaya yang berkelanjutan.
Sebelumnya, PT Honda Prospect Motor (HPM) juga menghentikan produksi seiring merebaknya wabah Covid-19 dan lesunya penjualan. Namun, berbeda dengan Nissan yang tutup permanen, penghentian produksi mobil Honda hanya sementara.
Kantor pusat memberlakukan work from home dan social distancing sesuai protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Rencananya, penutupan pabrik masih terus dilakukan sambil menunggu kejelasan soal status PSBB selanjutnya dari pemerintah.
Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing PT HPM, mengatakan, keputusan memperpanjang penutupan pabrik dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona.