Meski Ada Pandemi dan PSBB, Permintaan CPO Domestik Naik 3,6%

Agung Samosir | KATADATA
Ilustrasi produk Crude Palm Oil (CPO). Konsumsi nminyak sawit dalam negeri naik 3,6% di tengah pandemi corona dan PSBB.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
10/7/2020, 13.36 WIB

Permintaan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) meningkat di tengah penurunan ekspor. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) mencatat, sepanjang Januari-Mei 2020, konsumsi CPO dalam negeri naik 3,6 % menjadi 7.335 ribu ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Konsumsi dalam negeri secara total masih positif ditengah berlakunya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)," kata Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono seperti dikutip dari keterangan pers, Jumat (10/7).

Mukti mengatakan, salah satu konsumsi minyak sawit yang meningkat berasal dari produk oleokimia sebesar 31,4% secara tahunan. Berikutnya, konsumsi biodiesel yang meningkat 23,2% secara tahunan didukung oleh kebijakan pemerintah yang konsisten menerapkan program B30.

(Baca: Permintaan Global Lesu Tekan Ekspor Minyak Sawit Hingga April )

Sedangkan dari sisi permintaan global, ekspor CPO Januari-Mei mencapai 12.736 ribu ton atau turun 13,7% dibadning periode yang sama tahun lalu. Namun, nilai ekspor CPO naik dari US$ 7.995 juta menjadi US$ 8.437 juta.

Penurunan ekspor terutama terjadi pada refined palm oil yang secara umum disebabkan oleh selisih harga minyak sawit dengan minyak kedelai yang kecil.

Penurunan ekspor pada Mei terbesar terjadi di pasar Tiongkok sebesar 87,7 ribu ton atau turun 21%. Lalu, Uni Eropa sebesar 81,5 ribu ton atau turun 16,62%, ke Pakistan sebesar 47 ribu ton atau turun 23,4% dan ke India sebesar 38,6 ribu ton atau turun 9,2%.

Mukti mengatakan, penurunan ekspor ke Tiongkok diperkirakan terjadi seiring dengan naiknya ekspor crushing oilseed, khususnya kedelai yang cukup besar. Alhasil, pasokan minyak nabati di Negeri Tirai Bambu pun melonjak. 

Meskipun terjadi penurunan ekspor ke beberapa negara, namun ada pula negara lain tujuan lain yang menunjukkan kenaikan. Misalnya, ekspor ke Mesir pada Mei sebanyak 42 ribu ton atau naik 81% dibandingkan bulan sebelumnya.

(Baca: Terkena Bea Masuk Antisubsidi, Ekspor Biodiesel ke Eropa Turun Tajam)

Kemudian, ekspor ke Ukraina sebanyak 31 ribu ton atau naik 99% secara bulanan, Filipina 29 ribu ton atau naik 73%, Jepang 19 ribu ton atau naik 35%, dan Oman 15 ribu ton atau naik 85%.

Kenaikan ini terjadi seiring pemulihan kegiatan ekonomi Tiongkok, India, dan banyak negara lain sehingga mendorong permintaan akan minyak nabati untuk kebutuhan domestik. Mukti memperkirakan, kegiatan ekonomi Indonesia juga sudah mulai pulih sehingga bakal meningkatkan permintaan minyak sawit ke depan.

"Sehingga ke depan permintaan minyak sawit untuk pangan juga akan naik mengikuti permintaan oleokimia dan biodiesel," ujar dia.

Reporter: Rizky Alika