Produksi Turun, Kemendag Incar Potensi Ekspor Buah dan Sayur Jepang

ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww.
Pekerja menyortir tomat yang baru dipanen di persawahan desa Danupayan, Bulu, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (29/4/2020). Pemerintah membidik peluang ekspor sayur dan buah ke pasar Jepang.
Editor: Ekarina
23/7/2020, 19.25 WIB

Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka, Ichwan Joesoef juga menjelaskan, sebelum menngekspor buah dan sayur ke Jepang, eksportir wajib memenuhi persyaratan. Aturan ini mencakup masalah sanitasi makanan (food  sanitation law) dan peraturan karantina tumbuhan pembawa hama dan penyakit (plant protection law). 

Buah dan sayur baik dalam bentuk segar, dikeringkan, dan dibekukan diatur dalam ketentuan karantina (plant quarantine). Sertifikat fitosanitari (phytosanitary) menjadi persyaratan wajib sebelum melakukan impor buah dan sayur di pasar Jepang.

Alhasil, dia menyarankan langkah awal yang perlu diperhatikan para ekportir buah dan sayur Indonesia adalah memahami ketentuan regulasi Jepang mengenai daftar dan standar bahan kimia yang noleh digunakan pada buah dan sayuran, penggunaan pestisida. 

"Lalu bagaimana proses penanaman dan pengolahan yang dilakukan,” kata Ichwan. 

Untuk diketahui, pada 2019 Jepang merupakan importir sayuran ke-7 dengan pangsa pasar 3,4% dan importir buah-buahan ke-13 dunia dengan pangsa sebesar 2,5%. Tren pertumbuhan impor produk buah dan sayur Jepang tercatat meningkat selama lima tahun terakhir masing-masing sebesar 4,8% dan 1,6% per tahun. 

Impor produk sayuran Jepang selama kuartal I 2020 mencapai US$ 576 juta atau setara Rp 8,4 triliun. Produk sayuran yang banyak diimpor dalam bentuk yang dikeringkan (dried), dibekukan (frozen) dan dipotong-potong  (sliced). Selain itu, ada pula umbi-umbian, bawang, jagung manis, serta kacang-kacangan atau palawija.

Negara- negara yang menjadi pemasok utama produk sayuran Jepang saat ini adalah Tiongkok dengan pangsa pasar 57,3%, Amerika Serikat (AS) 8,0%, dan Korea Selatan 4,7% pada 2019. Sedangkan Indonesia menjadi pemasok ke-13 produk sayuran impor Jepang dengan pangsa yang masih relatif kecil, yaitu 0,9%. 

Tren pertumbuhan impor sayuran Jepang dari Tanah Air naik signifikan selama lima tahun terakhir sebesar 11,5% per tahun. Bahkan, pada kuartal pertama 2020, ekspor ke Jepang meningkat sebesar 24,2% (YoY). 

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto