Survei: Masyarakat Tak Yakin Investasi Asing Mampu Perbaiki Ekonomi RI

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Hasil survei SMRC menunjukkan 54% responden tidak setuju dengan anggapan kehadiran pengusaha asing membawa efek positif bagi perbaikan ekonomi.
9/8/2020, 19.00 WIB

Mayoritas masyarakat Indonesia tidak setuju dengan pendapat bahwa kehadiran lebih banyak pengusaha asing berinvestasi akan memperbaiki kondisi ekonomi. Hal ini terungkap dalam hasil survei terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “Ekonomi Covid-19 dan Persepsi Publik tentang Investasi”.

Manajer Program SMRC, Saidiman Ahmad mengatakan sebanyak 54% responden tidak setuju dengan anggapan kehadiran pengusaha asing membawa efek positif bagi perbaikan ekonomi. Sementara yang setuju hanya 37%.

"Perbedaan cara pandang ini nampaknya berhubungan dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, wilayah tempat tinggal, dan juga penilaian warga atas kondisi ekonomi saat ini," kata Saidiman dalam diskusi daring di Jakarta, Minggu (9/8).

Survei tersebut melibatkan 1.203 responden dengan menggunakan teknik sampel secara acak melalui wawancara via telepon. Pelaksanaan survei dilakukan pada periode 29 Juli - 1 Agustus 2020 dengan batas keselahan atau margin of error 2,9%.

Dalam hasil survei itu, responden yang berpendidikan lebih tinggi dan berpendapatan lebih tinggi serta yang tinggal di perkotaan, cenderung menganggap lebih positif kehadiran investasi asing bagi ekonomi Indonesia. Sedangkan jawaban berbeda untuk responden yang berpendidikan dan berpendapatan lebih rendah serta tinggal di pedesaan.

"Warga yang menganggap kondisi ekonomi rumah tangga dan ekonomi nasional lebih baik akan cenderung memiliki penilaian lebih positif kehadiran investasi asing," kata dia. 

Lebih lanjut, Saidiman menjelaskan temuan lain dalam survei tersebut yakni adanya perbedaan penilaian terhadap investasi asing di antara warga DKI Jakarta dan Banten dengan wilayah-wilayah lainnya. Sekitar 42% warga kota menganggap investasi asing membawa pengaruh positif, sementara hanya 32% warga pedesaan setuju dengan pendapat itu.

Warga yang tinggal di DKI Jakarta dan Banten, 51% menganggap investasi asing membawa pengaruh positif. Sementara di Jawa Barat hanya 45% warga berpandangan sama. Lalu di Jawa Tengah, Jawa Timur dan provinsi lainnya, persentase warga yang setuju investasi asing membawa efek positif hanya berada di kisaran 30-35%.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto