Komitmen Investasi RI Capai Rp 1.084 T hingga 2023, Mayoritas Smelter

Wahyu Dwi Jayanti | KATADATA
Suasana pabrik pemurni tembaga PT Smelting, Gresik, Jawa Timur, Kamis (20/6/2019)
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
10/9/2020, 17.56 WIB

Agus mengatakan, pemerintah akan terus mengawal dan memberikan perhatian besar terhadap investasi tersebut. Hal ini untuk memastikan rencana investasi itu dapat terealisasi.

Sebelumnya, realisasi investasi pada kuartal II 2020 turun akibat pandemi corona. Berikut datanya:

Menurutnya, investasi yang telah direncanakan merupakan industri yang memberikan kontribusi terhadap upaya pengurangan impor. "Ini merupakan industri yang banyak membantu capaian program substitusi impor di Kemenperin," ujar dia.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan substitusi impor untuk barang kebutuhan industri sebesar 35%. Dengan penurunan impor tersebut, produksi industri dalam negeri diharapkan bisa meningkat menjadi Rp 5.868 triliun pada 2022.

Namun, Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad meragukan target substitusi impor tersebut lantaran industri dalam negeri masih terpukul pandemi corona. 

Pandemi membuat industri cenderung bertahan lantaran permintaan pasar yang tengah menurun. Sementara ketergantungan bahan baku hingga saat ini masih mencapai 70%. "Kalau ada perkembangan postif itu sangat baik, tapi pemerintah perlu realistis," kata Tauhid.

Selain permintaan pasar yang tengah lesu, upaya untuk mengganti bahan baku impor dengan produksi dalam negeri tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang panjang. Apalagi investasi untuk sektor produksi bahan baku akan sangat minim di tengah masih merebaknya wabah mirip flu ini. 

Tak hanya itu,  pemerintah perlu meningkatkan nilai tambah pada produk-produk yang dihasilkan dari industri dalam negeri. "Jadi situasi ini tidak mudah bagi kita," kata dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika