Mendag: Gerai Maritim Mampu Turunkan Disparitas Harga Pangan

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Kapal Logistik Nusantara 4 dari Jakarta melaksanakan bongkar muat kontainer di dermaga Pelabuhan Pelni Selat Lampa, Pulau Bunguran, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (13/11/2020). Pengoperasian kapal logistik tersebut dilakukan untuk memaksimalkan program Tol Laut dari pemerintah untuk melayani distribusi logistik ke pelosok negeri, termasuk di daerah tertinggal, terpencil, terdepan, dan daerah perbatasan (T3P) seperti Natuna.
Editor: Pingit Aria
18/11/2020, 20.09 WIB

Agus melanjutkan, untuk mengoptimalkan Gerai Maritim, khususnya pemanfaatan kapasitas kapal saat muatan balik maka pemerintah juga melakukan konsolidasi bisnis melalui business matching antara produsen di daerah dengan melibatkan industri yang memerlukan pasokan bahan baku.

Ia mengatakan bahwa kebijakan ini pun mampu menampung berbagai produk unggulan daerah serta mengoptimalisasi muatan balik pemerintah serta pembangunan Depo Gerai Maritim. Data kementerian mencatat, tahun ini sudah ada 67 daerah yang dilalui Tol Laut Gerai Maritim, di mana Depo Gerai Maritim dibangun di 14 kabupaten. 

Agus menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan disparitas harga bahan pokok cukup tinggi. Di antaranya bencana alam, sentra produksi dan distribusi yang tidak merata, serta bervariasinya biaya logistik di daerah.

Maka dari itu, menurut dia pemerintah tidak akan tinggal diam untuk meningkatkan distribusi dan mengurangi biaya logistik di daerah di seluruh Indonesia. "Terkait hal tersebut, langkah yang kami highlight adalah program Gerai Maritim," ujar Agus. 

Sementara itu, Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, mayoritas petani di Indonesia berada di mata rantai paling bawah sehingga menerima pendapatan yang kurang optimal dalam rantai distribusi pangan. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi geografis dan minimnya fasilitas infrastruktur di Tanah Air.

Kabar baiknya, kendala tersebut bisa teratasi dengan penggunaan teknologi. “Teknologi, khususnya digital, bisa menjadi solusi bagi para petani,” kata dia.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur