3.187 Perusahaan Daftar Vaksin Gotong Royong, Terbanyak Sektor Tekstil

ANTARA FOTO/Stenly Pontolawokang/YU/hp.
Seorang petugas memberikan suntikan vaksin kepada tenaga kesehatan dr Yafet Tandayu saat vaksinasi COVID-19 Sinovac , di Rumah Sakit Liun Kendage Tahuna, Sulawesi Utara, Senin (15/2/2021). Vaksinasi untuk mencegah COVID-19 tersebut merupakan tahap kedua setelah dilakukan penyuntikan vaksin tahap pertama pada Senin (1/2) 2021.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
16/2/2021, 18.07 WIB

Ribuan perusahaan antusias mengikuti program vaksin Covid-19 secara mandiri. Artinya, mereka berkomitmen untuk membeli vaksin, lalu memberikannya secara gratis bagi karyawan. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebutkan, sudah ada 3.187 perusahaan yang mendaftar program vaksin gotong royong ini.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan, perusahaan yang paling banyak mendaftar ialah perusahaan tekstil. "Sudah 3.187 perusahaan. Perusahaan besar yang banyak dan terutama yang padat karya seperti tekstil," kata Rosan saat dihubungi Katadata, Selasa (16/2).

Tak hanya perusahaan besar, sejumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) turut mendaftar program vaksin gotong royong.

Pendaftaran vaksin gotong royong dibuka hingga 17 Februari 2021. Adapun, pendaftaran bisa dilakukan melalui tautan vaksin.kadin.id

Berdasarkan publikasi situs web Kadin Indonesia, vaksin untuk program gotong royong diharapkan memiliki harga yang terjangkau. “Harganya tak lebih dari Rp 1 juta untuk satu dosisnya yang bisa diterima oleh pelaku usaha. Tapi kami masih menunggu bagaimana aturan dari pemerintah saja,” kata Rosan.

Untuk program vaksinasi mandiri, Rosan mengatakan jumlah penerima vaksin berkisar 25-30 juta orang. Dengan demikian, total vaksin yang akan diimpor sekitar 60 juta dosis.

Berapa banyak vaksin Covid-19 yang diimpor Indonesia? Simak Databoks berikut: 

Program ini kemungkinan akan melibatkan perusahaan swasta nasional sebagai importir vaksinasi mandiri. “Kami sudah bicara juga dengan mereka (perusahaan farmasi swasta nasional), ini masih dikoordinasikan dengan pemerintah untuk regulasinya bagaimana swasta diperbolehkan untuk impor langsung,” ujar dia.

Sebagaimana diketahui, pemerintah tengah merancang skema vaksinasi Covid-19 jalur mandiri untuk para pengusaha. Kementerian Kesehatan nantinya akan menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan terkait vaksin untuk swasta tersebut.

Nantinya, perusahaan akan membeli vaksin dari pemerintah, tidak mengimpor sendiri, kemudian diberikan secara gratis bagi karyawan. Meski begitu, pemerintah tetap akan mengawasi pelaksanaan vaksinasi mandiri ini melalui satu kementerian.

Rosan mengatakan, pemerintah juga menyiapkan sanksi bagi perngusaha yang memungut biaya atau memotong gaji kepada karyawan. Dengan demikian, tidak ada ruang untuk jual beli vaksin oleh pengusaha.

Merek vaksin yang digunakan pun bisa berbeda dengan program vaksinasi gratis. Beberapa yang menjadi kandidat adalah Moderna (efikasi 94,5%), Sputnik V (91,6%), Janssen (72%), dan GSK/Sanofi.

Opsi vaksinasi Covid-19 jalur mandiri ini bertujuan mempercepat pemulihan ekonomi,. Seperti meningkatkan produktivitas dan kapasitas tenaga kerja dalam satu ruangan, juga terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity). 

Namun, rencana ini menuai kontra dari sejumlah pihak, lantaran berpotensi menyebabkan ketidakadilan di masyarakat. Peran swasta dalam program vaksinasi seharusnya terkait dengan bantuan distribusi, perbaikan data penerima vaksin, dan edukasi masyarakat.

Reporter: Rizky Alika