Pengunjung Bioskop Mulai Meningkat Setelah Lebaran

ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/aww.
Seorang penonton duduk dengan menjaga jarak sesuai dengan protokol kesehatan di dalam studio pada harõ pertama pembukaan kembali Bioskop CGV di Rita Supermall Purwokerto, Banyumas, Jateng, Sabtu (3/4/2021). Tim Kordinator Satgas COVID-19 Kabupaten Banyumas mengizinkan bioskop untuk beroperasi kembali, dengan menerapkan protokol kesehatan dan dibatasi 50 persen dari kapasitas normal.
21/5/2021, 09.02 WIB

Jumlah pengunjung bioskop mulai meningkat setelah Hari Raya Idul Fitri. Pengelola tetap berupaya menjaga protokol kesehatan di dalam area bioskop.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin menyatakan, pengelola kini bisa mencatatkan omzet di atas Rp 10 juta sampai Rp 20 juta per hari dari setiap gedung bioskop.

Jumlah ini disebutnya meningkat cukup signifikan dibanding sebelum lebaran. “Pada periode sebelum lebaran, omzet harian kami hanya Rp 2 juta per hari,” kata Djonny kepada Katadata, Kamis (20/5). 

Bagaimanapun, perolehan ini masih sangat jauh dibandingkan masa sebelum pandemi. “Omzet harian kami sebelum pandemi bisa mencapai Rp 45 juta – Rp 50 juta per hari,” ujarnya.

Sebagai informasi, GPBSI mewakili para pengusaha bioskop yang mengelola Cinema XXI, CGV, Cinepolis, Dakota Cinema, Platinum, Flix Cinema, Kota Cinema, Lotte Cinema, New Star Cineplex, dan bioskop independen.

Data terakhir GPBSI, pada Oktober 2020 silam, jaringan bioskop Cinema XXI memiliki 218 gedung dan 1.182 layar dan CGV memiliki 68 gedung dan 397 layar. Sementara, jaringan bioskop Cinepolis punya 62 gedung yang terdiri dari 308 layar, sedangkan New Star Cineplex punya 27 gedung dan 58 layar.

Kemudian, jaringan bioskop Platinum sebanyak 10 gedung dan 34 layar. Sementara itu, jumlah layar bioskop independen seperti Dakota Cinema, Flix Cinema, Kota Cinema, dan Lotte Cinema akan ditinjau kembali. Namun, perkiraanya sekitar 22 gedung dengan 75 layar.

Simak Databoks berikut: 

Menurut Djonny, sejak bioskop kembali beroperasi, film impor sangat populer di bioskop di kota-kota besar, terutama Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Sedangkan di bioskop-bioskop daerah, film nasional jauh lebih populer.

“Kalau di daerah memang cenderung lebih banyak peminat film nasional. Banyak film yang menceritakan misteri-misteri atau urban legend yang disenangi masyarakat daerah,” kata dia.

Djonny mengatakan, pengelola bioskop belum memiliki strategi khusus untuk meningkatkan tingkat kunjungan masyarakat. Sebab, di tengah pandemi Covid-19, jumlah penonton tetap harus dibatasi untuk mencegah penularan virus corona.

Ia menambahkan, yang penting saat ini adalah tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat di lingkungan bioskop. Gerakan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer tetap wajib dilakukan.

Selain itu, staf juga akan melakukan pengecekan suhu tubuh, dan menjalankan pelacakan pengunjung dengan QR Code dan secara manual. Kemudian, selain pembatasan kapasitas pengunjung, petugas juga akan membersihkan tempat duduk sebelum dan sesudah penayangan film.

Djonny juga menyadari bahwa pandemi yang belum berakhir membuat kepercayaan masyarakat untuk menonton bioskop masih rendah. “Saat ini kami hanya berharap program vaksinasi berjalan dengan baik, sehingga kepercayaan masyarakat untuk mengunjungi bioskop kembali pulih,” ujarnya.

Selain itu, sampai saat ini belum banyak film nasional yang masuk ke bioskop. Sebab, produser film-film nasional masih mempertimbangkan untuk memasukkan filmnya ke bioskop saat kapasitas maksimal pengunjung masih 50%. “Kapasitas masih sedikit dan penonton masih sepi, mereka takut rugi,” kata Djonny.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan