Survei NielsenIQ: Belanja Masyarakat Membaik pada Lebaran Tahun Ini

ANTARA FOTO/Candra Yanuarsyah/agr/pras.
Warga memesan produk sayuran melalui platform media sosial toko Sayurand Fresh di Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (2/10/2020).
23/6/2021, 20.28 WIB

Lembaga Survei Konsumen NielsenIQ mencatat belanja masyarakat tumbuh 9 % pada Lebaran tahun ini. Perkembangan tersebut berbanding terbalik dibandingkan kontraksi 6 % pada Idul Fitri 2020.

Associate Director Retailer Vertical NielsenIQ Ernawati mengatakan bahwa antusiasme konsumen yang membaik terlihat dari ketersediaan masyarakat untuk belanja lebih awal. “Sejak dua minggu sebelum puasa mereka sudah mulai belanja untuk persiapan,” kata Ernawati dalam press briefing NielsenIQ Looking Closer Consumer Behavior Recovery Signs, Rabu (23/6).

Kemudian, belanja masyarakat makin meningkat pada dua minggu sebelum Lebaran. Dengan demikian, hal tersebut menjadi optimisme baru untuk pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tahun 2021.

Selain itu, Erna menyebutkan bahwa pertumbuhan belanja pada hari raya yang mencapai 9 % tahun ini terbukti dari pemulihan yang cukup signifikan pada penjualan kategori produk-produk hari raya. “Seperti untuk biskuit dan sirup sudah mulai bergerak sejak awal 2021,” katanya.

Dari sisi perilaku belanja rumah tangga, ia berpendapat, konsumen sudah mulai kembali berbelanja di sejumlah toko dan peritel modern. Namun, e-commerce masih terus bertumbuh, khususnya untuk kelas ekonomi atas. Aksesibilitas kelas menengah dan bawah untuk e-commerce masih terbatas.

Kontributor terbesar pertumbuhan e-commerce untuk barang konsumen yang bergerak cepat alias fast-moving consumer goods (FMCG) berasal dari lima kategori produk teratas. Produk yang dimaksud yakni perawatan kulit, susu bubu, popok bayi, sabun kamar mandi, dan susu cair.

Sebelumnya, survei penjualan eceran Bank Indonesia mengindikasikan peningkatan kinerja penjualan retail atau eceran pada April 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu maupun bulan sebelumnya. Perbaikan tersebut didorong meningkatknya permintaan selama Ramadan dan berbagai program potongan harga atau diskon.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, perbaikan penjualan eceran terlihat dari Indeks Penjualan Ril (IPR) April 2021 sebesar 220,4. Secara bulanan, IPR tumbuh 17,3 %, terakselerasi dari 6,1 % pada bulan sebelumnya.

Peningkatan tersebut terjadi pada hampir seluruh kelompok terutama kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta subkelompok sandang masing-masing sebesar 22,4 dan 14,9 %, meningkat dari 7,4 dan 8,4 % pada bulan sebelumnya. “Responden menyampaikan peningkatan kinerja penjualan eceran sejalan dengan meningkatnya permintaan selama Ramadan didukung berbagai program potongan harga,” ujar Erwin dalam keterangan resminya, Kamis (10/6).

Secara tahunan, penjualan eceran tumbuh 15,6 %, naik dari minus 14,6 % pada bulan sebelumnya. Kondisi tersebut didorong oleh peningkatan dan perbaikan penjualan pada seluruh kelompok, terutama subkelompok sandang dan bahan bakar kendaraan bermotor masing-masing 55,2 dan 37,3 %.

Sementara itu, beberapa kelompok lainnya menunjukkan perbaikan penjualan meski masih terkontraksi. Kelompok barang budaya dan rekreasi, perlengkapan rumah tangga lainnya, dan peralatan informasi dan komunikasi masing-masing turun 7,8 %, 10,8 %, dan 31,1 %.

Meski meningkat secara tahunan, IPR April 2021 masih tercatat lebih rendah dibandingkan IPR April 2019 (sebelum pandemi Covid-19) yaitu sebesar 229,3.

 

Reporter: Agatha Olivia Victoria