Konsumsi Rumah Tangga Stagnan Akibat Belanja Kelas Atas Tertahan

Rizky Alika
7 Mei 2019, 20:04
Suasana lengang prtokoan yang masih belom buka di Kemang Village Mall, Jakarta Selatan, \Jumat (25/1). Menurut data Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), pertumbuhan jumlah mal di Jakarta\saat ini masih tetap tinggi, terhitung yang
Katadata/ Agung Samosir
Suasana Kemang Village Mall, Jakarta Selatan, \Jumat (25/1). Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2019 masih stagnan di kisaran 5% karena kelas menengah atas menahan konsumsi.

Konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2019 masih stagnan di kisaran 5% (year on year/yoy) meski pemerintah telah berupaya mendorong konsumsi kelas bawah melalui penyaluran bansos. Direktur Riset Center of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam menilai, konsumsi rumah tangga tetap stabil lantaran konsumsi kelas menengah atas tertahan.

"Kontribusi konsumsi kelas bawah itu terlalu kecil. Yang mengerakkan konsumsi itu kelas menengah atas," kata dia saat dihubungi Katadata.co.id, Selasa (7/5).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2019 sebesar 5,01% atau naik tipis dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,94%. Tertahannya konsumsi kelas menengah atas tercermin dari penjualan mobil yang menurun. Penjualan mobil secara wholesale (penjualan sampai tingkat dealer) pada triwulan itu turun 13,07% secara tahunan, dengan angka 253.863 unit.

(Baca: Pertumbuhan Konsumsi Kuartal I Terhambat Mahalnya Harga Tiket Pesawat)

Piter menduga, konsumsi kelas menengah atas sulit pulih lantaran pemerintah masih memburu pajak kalangan atas meski telah mengikuti program pengampunan pajak. Padahal, kelompok kelas atas yang telah patuh berharap adanya kesetaraan.

Imbasnya, masyarakat menengah atas menahan konsumsi dan mengalihkan hartanya di tempat lain. Piter juga menduga, harta kelas menengah atas dialihkan ke negara lain. "Kesannya yang patuh pajak menjadi sasaran. Yang tidak patuh, tidak mendapatkan punishment. Ini membuat kelas menengah atas tidak nyaman melakukan konsumsi," ujarnya.

Karena itu, ia berharap pemerintah melakukan pelonggaran pajak guna mendorong konsumsi. Dengan demikian, investasi akan masuk ke dalam negeri dan konsumsi ikut terdongkrak. Piter memperkirakan pertumbuhan konsumsi tetap stagnan bila pemerintah tidak mengubah kebijakannya.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...